LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU PERUNDANG-UNDANGAN
“USAHA PEMELIHARAAN SAPI POTONG”
OLEH
: KELOMPOK VI
1. NURWATI
:
B0D 012 058
2. RAF’AH
:
B0D 012 059
3. SAHBUDIN
: B0D 012 060
4. NIA
NURMAYANTI :
B0D 012 061
5. HUSNI
TAMRIN :
B0D 012 062
6. M.FADLI :
B0D 012 063
7. NOVIARI
SUKMA :
B0D 012 064
8. M.NATSIR
: B0D 012 065
9. OVI
ULVIASARI :
B0D 012 066
10. NOPAL
ADRIYAN S. :
B0D 012 067
DIII
AGRIBISNIS KONS. KESEHATAN HEWAN
UNIVERSITAS MATARAM
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Laju pertambahan penduduk yang terus
meningkat menuntut ketersediaan akan daging yang terus meningkat pula.
Sehubungan dengan hal tersebut, ternak sapi khususnya sapi potong merupakn
salah satu sumber daya penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki
nilai ekonomi tinggi dan penting artinya di dalam kehidupan masyarakat. Sebab
sektor atau kelompopk ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan,
terutama sebagai bahan makanan berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya
seperti pupuk kandang, kulit, tulang dan lain sebagainya. Daging sangat besar
manfaatnya bagi pemenuhan gizi berupa protein hewani.
Sapi sebagai salah satu hewan pemakan rumput
sangat berperan sebagai pengumpul bahan bergizi rendah yang dirubah menjadi
bahan bergizi tinggi, kemudian diteruskan kepada manusia dalam bentuk daging.
Daging untuk pemenuhan gizi mulai meningkat dengan adanya istilah ”Balita” dan
terangkatnya peranan gizi terhadap kualitas generasi penerus.
Jadi untuk pemenuhan kebutuhan
protein hewani dari daging ini kita khhususnya peternak perlu meningkatkan
[roduksi daging. Perkembangan usaha penggemukan sapi didorong oleh permintaan
daging yang terus menerus meningkat dari tahun ke tahun.
1.2. Tujuan
Praktikum.
Adapun tujuan
dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
a. Menambah
wawasan Mahasiswa terhadap ilmu baru yang didapat pengalaman peternak baik cara
pemeliharaan dan manajemen kesehatan hewan.
b. Menjalin
hubungan antara intansi peternakan Universitas Mataram.
c. Mempraktekan
langsung ilmu yang didapat di bangku kuliah.
BAB II
WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan
praktikum ilmu perundang-undangan ini di laksanakan pada :
1. Hari
/Tanggal : Selasa,18 November 2013
2. Waktu
: 10.00- Selesai
BAB
III
IDENTITAS
PETERNAK
3.1.Nama
: Imamul Azkar
3.2.Umur
: 30 Tahun
3.3.Jenis
Kelamin : Laki –Laki
3.4.Pendidikan
: SMK 3 Mataram
3.5.Alamat
: Dusun Bengkaung Daye,Desa Bengkaung
kec.Batu Layar Kab. NTB
3.6.Pengalaman
Beternak :
a.
Usaha Penggemukan sapi Potong ini
berdiri sejak Tahun 2009 Sampai sekarang
5.4. Gambaran Umum Peternakan
Anggota
Pemelihara Sekaligus Sebagai Tenaga Kerja :
1. Iammul
azkar,umur 30 tahun,pendidikan terakhir SMK 3 Mataram
2. Julkifli
,umur 32 tahun,pendidikan SMA,Jenis kelamin laki-laki
3. Amam
muliana,umur 60 tahun,pendidikan terakhir SD,Jenis kelamin Laki- Laki
4. Papu
umar,umur 65 tahun,pendidikan terakhir SD/Tidak tamat,jenis kelamin Laki-Laki
5. H.
Muhammad fauzan,umur 65 tahun,pendidikan SD/TIidak tamat
6. Sabri,
umur 35 tahun,pendidikan terakhir SD,jenis kelamin Laki-Laki
7. Musrifin
,umur 40 tahun,pendidikan SD,Jenis kelamin Laki-Laki
8. Rembu,
umur 55 tahun,pendidikan SD,Jenis kelamin Laki-Laki
9. Muslimin,umur
30 tahun,pendidikan SD,jenis kelamin Laki-Laki
10. Akmaludin,umur
30 tahun,pendidikan SD,Jenis kelamin Laki-Laki
11. Syahrul
natumi,umur 35 tahun,pendidikan SMK 3 Mataram,jenis kelamin Laki-Laki
12. H.salihin,umur
65 tahun,pendidikan SD,Jenis kelamin Laki-Laki
13. Zohana
,umur 33 tahun,pendidikan SD,Jenis kelamin perempuan
14. Habibah,umur
65 tahun,pendidikan SD,Jenis kelamin perempuan
15. Ja’tien
,umur 45 tahun,pendidikan SD,Jenis kelamin Lki-Laki
16. Samarudin,umur
35 tahun,pendidikan SMP,jenis kelamin Laki-Laki
17. Fatahul
azis,umur 25 tahun,pendidikan SD,Jenis kelamin Laki-Laki
18. Muhamad
tanwir,umur 38 tahun,pendidikan SMP,jenis kelamin Laki-laki
19. Munahar,umur
65 tahun,pendidikan SD,JENIS kelamin Laki-Laki
20. Sahabudin,umur
40 tahun,pendidikan SMP,Jenis kelamin Laki-Laki
21. H.
M.muhaidin,Umur 63 tahun,pendidikan SD,jenis kelamin Laki- Laki
22. H.
abdul kadir,umur 65tahun,pendidikan SD,Jenis kelamin Laki-Laki
23. Sahdan
,umur 48 tahun,pendidikan Tidak tamat,jenis kelamin Laki-Laki
24. Sahdit,umur
50 tahun,pendidikan TIdak tamat SD.jenis kelamin Laki-Laki
25. Ra’nah
,umur 45 tahun,pendidikan SD,jenis kelamin perempuan
BAB
IV
IDENTITAS
PETERNAKAN /PERUSAHAAN
4.1. Nama
Perusahaan : Kelompok petani
peternak Bengkaung Bekarya
4.2. Jenis
Perusahaan : Agribisnis
penggemukan dan pembibitan sapi potong
4.3. Lokasi
Perusahaan : Desa Bengkaung Batu Layar
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.Letak
Kandang
a. Jarak
Dengan Pemukiman
Kandang
ternak sapi potong berada di areal kaki gunung ,dengan luas area sekitar 30
are,letak kandang dari rumah warga paling dekar jaraknya sekitar 10
meter,sedangkan jarak antara kandang dengan penginapan tenaga kerja sekitar 5
meter.
b. Jarak
perusahaan
perusahaan
ini degan perusahaan lain jaraknya sekitar 5 kilometer
c. Pagar
Di
daerah sekitar kandang memiliki pagar keliling ,tetapi pagar tersebut tidak
rapuh,karena lokasi kandang juga aman,kemungkinan terjadi pencurian maupun
gangguan dari hewan liar sangat kecil karna berdasarkan pengawasan dan
penjagaan yang ketat dari pemelihara,karna menggunakan system ronda dan bekerja
selama 24 jam,alas an tidak di rapuhkan pagar keliling agar penglihatan menjadi
leluasa terhadap keadaan sekeliling kandang.
5.2.Bangunan
kandang dan gudang
Bangunan
kandang yang kami jumpai di sana ada dua kandang,yang di mana letaknya berbeda
yaitu ada yang di tempat yang lebih tinggi dan yang satunya lagi berada di
tempat yang lebih rendah dengan jarak ketinggian 1 meter,untuk gudang tidak
menyatu dengan kandang atau terpisah di dataran yang paling rendah,dengan daya tampung
30 karung pakan hijauan ,dan juga terdapat gudang peralatan yang terpisah
sepert : mesin pencacah,mesin penggiling,jagung,mixser pencampuran,hamber atau
pemecah,mesin pellet,bismil atau mesin pelembut.Begitupun juga dalam
pemanfaatan limbah peternakan (feses)pada usaha ini di manfaatkan sebagai
pembuatan biogas,pupuk organik seperti (pupuk cair,kompos dll).gudang pakan
yang ada di sana kurang baik,karena lebih rendah dan mudah tergenang oleh
air,untuk menanggulangi hal tersebut pondasi gudang di buatkan saluran irigasi.
5.3. Kontruksi Kandang
a. Kapasitas
Kandang / Daya Tampung
ukuran
kandang yang di gunakan 18 x 6 meter,dengan tinggi tiang 3 meter,daya tamping
kangang atas 50 ekor sedangkan kandang bawah 40,ukuran kandang ini sudah ideal
karena kepadatan kandang menggunakan sekat,untuk memudahkan ruang gerak
terhadap ternak.
b. Bahan
Bangunan dan Model Kandang
Ø Bahan
Kandang
Bahan kandang harus terbuat dari
bahan-bahan yang kuat ,namun sebisa mungkin tetap menggunakan bahan yang
harganya relative muirah .Adapun bahan pembuatan kandang terdiri dari berbagai
macam bahan ,Kayu,Batu bata,semen,seng,kerikil,dan pasir,pada sekatannya
menggunakan kayu.dengan tiang terbuat dari kayu atau semi permanen.
Ø Model
kandang
Model kandang yang di gunakan oleh
peternak dengan tipe tail to tail (ekor ketemu ekor),dengan dinding yang
terbuka.model atapnya berbentuk semi permanen pada kandang di bagian atas yang terdiri dari 2 tepi atap dan tidak
memiliki ventilasi,sedangkan yang kandanmg bawah terdiri dari 2 tepi atap dan
memiliki ventilasi,Lantai kandang terbuat dari semen beton dan memiliki 2
irigasi dan tempat jalan,lantai kandang yang seperti akan lebih bersih dan
memudahkan dalam hal sanitasi kandang karena memiliki irigasi langsung ke
tempat pembuangan kotorannya.ketinggian lantai kandang 20 cm dari tanah,dengan
ketinggian tersebut memungkinkan terhindar dari genangan air.
c. Jarak
antar Kandang
Dimana jarak antar kandang satu dengan kandang yang lain
sekitar 1,5 meter.
5.4.Peralatan
pakan dan tempat minum.
a. Peralatan
pakan
-
Ember
-
Sabit
-
Karung
-
Mixer
-
Cooper
-
Hamber milk
-
Basesmill
-
pemeras pakan
b. Tempat
minum
Pada pemberian air minum terrnak kelompok tani yaitu langsung
dengan menggunakan bak agar lebih
efisien dan mudah dibersihkan.
5.6.Tenaga
Kerja
Tenaga kerja
merupakan hal penting agar oprasional usaha berjalan dengan baik maka usaha
pada penggemukan kelompok tanii ternak yaitu menggunakan tenaga kerja berasal
dari Anggota kelompok tani, sehingga tidak di hitung gaji perbulan atau
pertahunnya.
5.6 Bibit
a. Jenis
Jenis bibit yang diperhatikan dalam pemeliharaan penggemukan sapi harus
memiliki kategori mampu memproduksi daging. Pada penggemukan sapi yang dipelihara
yaitu sapi local atau sapi bali
karena memiliki memiliki keunggulan yang membedakan dengan sapi jenis lain
terutama tahan dengan iklim tropis dan penyakit yang menular.
b. Asal
Agar usaha memiliki
keberlanjutan ini peternakan melakukan pembelian sapi yang berada di sumbawa
dan memelihara pedet.
5.7.Sumber
Air dan Pakan
a.
Sumber Air.
Air merupakan kebutuhan yang perlu baik untuk ternak dan
sanitasi kandang. Kebutuhan air pada ternak tergantung dari : jenis pakan yang
diberikan, jenis ternak, umur, iklim/cuaca. Pada penggemukan sumber air berasal
dari sumur yang sudah memiliki syarat untuk kesehatan seperti bersih, tidak
berwarna, tidak mengandung gas/racun.
b. Sumber
pakan
Kebutuhan yang paling vital yang mencampai 60-80 % dari
seluruh biaya oprasional. Sehingga peternak melakukan beberapa cara untuk
melakukan pemberian pakan baik berupa kering/hay dan hijauan segar. Peternak
mengambil pakan hijauan dan hay disawah atau pematang padi dan ada sebagian
peternak sengaja menanam pakan untuk musim paceklik.
5.8.Kesehatan Hewan
Adapun
penyakit yang menyerang dan menjadi kendala dalam penggemukan yaitu : penyakit cacing dan
bload.
a. Pencegahan Penyakit
Pencegahan penyakit merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam kegiatan karna biaya pengobatan leih mahal dibandingkan dengan
pencegahan. Adapun yang dilakukan peternak untuk melakukan pencegahan penyakit
seperti :
-
Membersihkan
kandang dan linkungan kandang
-
Memandikan
ternak
-
Memberikan
pakan yang kualitas tinggi dengan cara pemberian biji-bijian seperti jagung.
-
Pemberian
Vaksin, pada penggemukan ini tidak diketahui sebenarnya tentang pemberian vaksin
karna vaksin dilakukan langsung oleh dokter hewan setiap 3 bulan sekali.
b. Pengobatan Penyakit.
Pada penggemukan sapi di lokasi ini terdapat permasalahan
yang berhubungan dengan kesehatan ternak terdapat penyakit biasa timbul dan
cara pengobatanya:
-
Bload
(Kembung perut) : pemberian obat antibload dengan dosis (Ruminansia Besar 100
ml obat : 500 ml air dan Ruminansia Kecil : 25 ml obat : 250 ml air) dan secara
tradisonal 100-200 ml minyak kelapa ditambah minyak kayu putih/aksiri (Anonim,
2009)
-
Nematoda
(Cacingan) : pemberian obat WORMZOM B dengan dosis 1 bolus/300 kg BB dan PIPEDON
(Piperazine) dengan dosis 220 gr/ kg BB atau 1 tablet /6-10 kg.
-
Scabies
(Kudisan) : Pemberian obat IVOMEC dengan dosis 1 cc/10 kg BB dan obat
tradisional OLI bekas ditambah serbuk belerang lalu dioleskan.
-
Telazia
(cacing mata) : pemberian obat tetesan larutan Acidium Boricum 3 % (Boorwater)
dan obat tradisional dengan cara cuci mata dengan air bersih lalu teteskan
larutan tembakau.
c. Keadaan
Umum Kandang
Berdasarkan hsail pengamatan kita melakukan surfei bahwa kondidisi usaha
peternakan ini memenuhi standar kelayakan karena beberapa faktor yang kita
nilai baik dari fasilitas, letak kandang, tenaga kerja terdidik melalui serjana
membangun desa.
BAB
VI
KESIMPULAN
DAN SARAN
6.1.Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dan wawancara dengan peternak dapat kami simpulkan bahwa.
1.
Manajemen perkandangan yang di terapkan
oleh peternak secara garis besar sudah memenuhi persyaratan teknis,mulai dari
letak kandang,bangunan,intruksi,dan peralatan kandang
2.
Dari segi manajemen kesehatan ternak
,peternak sudah melakukan prosedur pencegahan dan penangan penyakit dengan
baik,sesuai dengan standar perusahaan
3.
Kalau di pandang dari segi pemasarannya
,bentuk usaha seperti ini lumayang menguntungkan peternak karena system
penjualan dan harga sapi di atur oleh peternak.
6.2.Saran
Adapun
saran yang dapat kemi sampaikan adalah apabila kita ingin memelihara sapi
potong ataupun ternak lain maka perlu perawatan yang maksimal,manajemen
kesehatan ternak tersebut di jaga semaksimal mungkin,pemberan pakan yang
teratur dan teknik pemasaran yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar