LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN PENGELOLAAN
PAKAN
Oleh;
Nama
: Muhammad Husni Thamrin
NIM
: B0D 012 049
Kel. :
VI
Prodi
: D III,Agribisnis Kons. Kesehatan Hewan
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2013
FERMENTASI
JERAMI PADI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Salah satu
faktor permasalahan pakan ternak sapi yang sering timbul adalah penyediaan
bahan pakan ternak kurang seimbang antara musim kemarau dan musim penghujan.
Produksi hijauan sangat dipengaruhi oleh musim yaitu di musim hujan hijauan
pakan ternak tersedia dengan melimpah, sehingga kebutuhan ternak akan
tercukupi. Tetapi sebaliknya di musim kemarau hijauan pakan ternak sulit
didapatkan, sehingga terjadi kerawanan pakan ternak. Di satu pihak ternak
terancam kelaparan di musim kemarau, sedangkan dilain pihak tersedia potensi
yang sangat besar sebagai cadangan energi untuk ternak ruminansia. Yaitu limbah
pertanian berupa jerami padi, jerami jagung, jerami kacang - kacangan dan
sebagainya.
Potensi fisik jerami yang sangat besar belum
sepenuhnya dimanfaatkan. Pemanfaatan jerami sebagian besar dibakar (37%) untuk
pupuk, dijadikan alas kandang (36%) yang kemudian dijadikan kompos dan hanya
sekitar 15% sampai 22% yang digunakan sebagai pakan ternak. Kendala utama
penggunaan jerami sebagai bahan pakan ternak adalah kecernaan (45-50%) dan
protein (3-5%) yang rendah.
Produksi
jerami padi bervariasi yaitu dapat mencapai 12-15 ton jerami segar per ha satu
kali panen, atau 4-5 ton jerami kering per ha tergantung pada lokasi dan jenis
varietas tanaman yang digunakan. Oleh karena itu jerami padi sangat penting
artinya untuk dimanfaatkan menjadi makanan ternak ruminansia khusususnya sapi
potong, kambing dan domba. Hanya saja jerami padi mutunya rendah , dimana
jerami padi mengandung serat kasar dan silikat yang tinggi sedangkan kadar
protein dan daya cernanya rendah.
Untuk meningkatkan mutu jerami padi. perlu dilakukan proses fermentasi dengan menggunakan urea dan probiotik. Probiotik adalah campuran berbagai mikro organisme yang berguna untuk mempercepat proses pemecahan serat jerami padi, sehingga mudah dicerna oleh ternak (Litbang Sumbar, tt).
Untuk meningkatkan mutu jerami padi. perlu dilakukan proses fermentasi dengan menggunakan urea dan probiotik. Probiotik adalah campuran berbagai mikro organisme yang berguna untuk mempercepat proses pemecahan serat jerami padi, sehingga mudah dicerna oleh ternak (Litbang Sumbar, tt).
Jerami dianggap tidak memiliki nilai ekonomi, bahkan cenderung dianggap sebagai limbah. Di Korea, budaya membakar jerami sudah ditinggalkan sejak tahun 90-an. Sedangkan di Jepang jerami dipotong-potong dan dikeringkan untuk kemudian dibenamkan kedalam tanah saat membajak.
Jerami padi pada umumnya tidak digunakan oleh pemiliknya. Kalaupun digunakan oleh orang lain, tidak ada perhitungan ekonomi antara pemilik dengan pengguna jerami tersebut. Secara konvensional sebagian petani memanfaatkan jerami sebagai alas lantai kandang ternak, pakan, bahan bakar, atap rumah, alas tidur, pelindung persemaian, dan pupuk organik.
Badan Litbang Pertanian telah melakukan serangkaian penelitian untuk mengetahui sejauh mana potensi pemanfaatan jerami padi. Sebagai sumber hara tanaman, jerami ternyata mengandung N, P, K, S, Si, Ca, dan Mg. Oleh karena itu, jerami padi sangat penting untuk dimanfaatkan menjadi makanan ternak ruminansia khususnya sapi potong, kambing dan domba agar dapat meningkatkan produktivitasnya, sehingga produksi daging akan meningkat yang akhirnya tujuan swasembada daging dapat tercapai.
Tujuan dan
kegunaan Praktikum
·
Untuk mengenal dan memahami bagaiman
cara pemanfaatan jerami yang jumlahnya melimpah untuk dijadikan sebagai pakan
ternak yang berkualitas tinggi.
·
Pembuatanamoniasibertujuanmeningkatkankualitasjerami
yang rendahkandungannutrisinya, menjadijerami yang
kandungannutrisinyamemadaidandayacernanyatinggi.
·
Mahasiswa/i dapat mengetahui cara
pembuatan fermentasi jerami padi
·
Mahasiswa/i dapat membuat fermentasi
jerami padi
·
Mahasiswa/i dapat mengaplikasikan
fermentasi jerami padi pada ternak sapi
·
Agar dapat mengurangi dan mencegah
pembakaran jerami yang telah menjadi kebiasaan masyarakat, dengan
memanfaatkannya menjadi pakan ternak yang berkualitas tinggi dan bermanfaat
bagi ternak sehingga lingkungan tidak tercemar limbah jerami dan masyarakat
dapat mengambil manfaatnya.
BAB II
BAHAN DAN
ALAT
Fermentasi Jerami
Bahan
·
Jerami padi
·
Molases/gula merah
·
Air
·
Probiotik
Alat :
·
Plastik
·
Ember
·
Tali rapia
·
Timbangan
·
Sprayer
·
Alat pres
·
Tong/bag
Amoniasi Jerami Jagung
Bahan
·
Jerami jagung
·
Amonia
·
Molases
·
Air
Alat
·
Plastik
·
Ember
·
Tali rapia
·
Timbangan
·
Sprayer
·
Alat pres
CARA KERJA
Adapun metode yang dilakukan dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut :
·
Menyiapakan alat dan bahan
·
Menimbang jerami padi sebanyak 1
Kg(jerami kering) yang sudah dicacah 3-4 cm
·
Menimbang urea sesuai dengan
persentase amoniak masing-masing 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, dan 6% dari BK jerami
padi,
·
Menuangkan Moases/gula merah
sebanyak 1 tutup botol
·
Menuangkan EM4 sebanyak 1 tutup
botol
·
Mencampur urea dan molases dengan
air secukupnya,
·
Memasukkan jerami padi ke dalam
plastik dan mencampurnya dengan urea dan molases yang telah dicampur air
secukupnya,
·
Kemudian dimasukan
kedalam kantung plastik sambil ditekan biar padat lalu diikat dan disimpan
selama 24 jam
·
Ikatan plastik dibuka, dan jerami
padi dikeluarkan dan diangin-angin kurang lebih 30 menit,sambil diamati
hasilnya
·
Hasil fermentasi siap diberikan pada
ternak.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
ü HASIL
Hasilfermentasijerami
yang baikditandaidenganciri-cirisebagaiberikut:
Ø Baunyakhas
Ø Warnanyakuningagakkecoklatan
Ø Teksturnyalemas(tidakkaku)
Ø Tidakbusukdantidakberjamur
Fermentasibisajugadipadukandenganamoniasi.
Starter yang digunakan ureadanprobiotik.
Jerami yang
telahdifermentasibisadiberikansebagaipakankasarbagiternaksapi 6-8
kg/ekor/haridenganpenambahankonsentrat 1% dariberatbadanternak. Hasilpenelitian
di Sulawesi Selatan menunjukkanbahwapertambahanberatbadansapibali yang
diberijeramifermentasilebihtinggidibandingkansapi yang diberirumputlapangan.
Hasilamoniasiharusdiangin-anginkanterlebihdahulusebelumdiberikanpadaternak.
Tujuannyaadalahuntukmenghilangkanamoniakdalamjerami.
Untukdisimpandalamjangkawaktu yang lama,
jeramiamoniasiharusdijemurataudikeringkan 2-3 hari.
Setelahkeringjeramidapatdisimpandibawahtempatteduhatauatap. Jangansampaiterkena
air hujankarenaakanmengakibatkanpembusukkan. Jerami yang
sudahkeringdapatdisimpanselamaselama 6 – 12 bulantanpapenurunankualitas.
Bilacuacatidakmemungkinkanuntukpenjemuran,
jeramiamoniasitidakperludikeluarkandariwadahnya.
Keluarkansesuaikebutuhandananginanginkansebelumdiberikanpadaternak.
Jeramiamoniasimerupakanpakan yang miskin mineral. Ada
baiknyapemberiannyadisertaidenganpemberian mineral secarateratur.
PEMBAHASAN
KeuntunganJeramiFermentasi
Adapun
keuntungan pengolahan limbah jerami padi
dengan menggunakan cara fermentasi adalah:
1. Meningkatkan daya cerna ternak terhadap jerami karena struktur jerami lebih
lunak.
2.Meningkatkan kandungan gizi jerami.
3.Meningkatan penyediaan bahan pakan ternak
4.Memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan ternak sapi.
Ciri-ciri hasil fermentasi jerami padi yang baik adalah beraroma harum atau beraroma tape, warna kuning kecoklatan, teksturnya lemas dan tidak berjamur)
1. Meningkatkan daya cerna ternak terhadap jerami karena struktur jerami lebih
lunak.
2.Meningkatkan kandungan gizi jerami.
3.Meningkatan penyediaan bahan pakan ternak
4.Memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan ternak sapi.
Ciri-ciri hasil fermentasi jerami padi yang baik adalah beraroma harum atau beraroma tape, warna kuning kecoklatan, teksturnya lemas dan tidak berjamur)
Aplikasi Jerami Padi
Setelah
difermentasi selama 24 jam, hasil fermentasi jerami padi dapat dibongkar untuk
diberikan pada ternak, tapi sebelum diberikan pada ternak perlu diamati ciri-
ciri dari hasil fermentasi jerami yang meliputi: beraroma harum atau beraroma
tape, warna kuning kecoklatan, teksturnya lemas dan tidak berjamur. Hasil
praktikum fermentasi jerami padi yang dilakukan berhasil dengan baik dimana
ciri- ciri nya sudah seperti yang dianjurkan. Dengan demikian hasil fermentasi
jerami padi layak diberikan pada ternak. Sebelum diberikan pada ternak perlu
diangin-anginkan selama ± 30 menit dengan tujuan untuk menghilangkan bau amonia
yang menyengat.
BAB IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
a) Pembuatan
fermentasi jerami padi sebagai pakan ternak sapi sangat baik karena dapat
memanfaatkan limbah pertanian
b) Fermentasi
jerami padi akan berhasil dengan baik jika proses pembuatannya mengikuti
prosedur yang benar
c) Hasil
fermentasi jerami padi disukai oleh ternak sapi (palatabilitas tinggi)
Saran
a) Praktikum
ini sangat bermenfaat bagi kami ketika turun kelapangan, karena itu perlu
dilanjutkan.
ACARA II
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini penanganan limbah hasil
pertanian dalam arti luas belum mendapatkan perhatian yang selayaknya. Bila
tidak ditangani secara cermat dan terencana, maka limbah ini akan menimbulkan
pencemaran lingkungan yang cukup serius. Sebagian besar bio massa yang telah
diproduksi alam baik melalui proses pertanian, perkebunan, peternakan, maupun
perikanan, setelah dimanfaatkan hasil utamanya, terpaksa harus dibuang dalam
bentuk limbah yang tidak termanfaatkan dengan baik. Meskipun sebagian besar
limbah pertanian biasanya dikembalikan ke lahan untuk memenuhi proses daur
ulang ekologi secara alamiah, masih banyak limbah-limbah hasil pertanian yang
sesungguhnya dapat dimanfaatkan dan ditingkatkan nilainya melalui teknologi
sederhana dan tradisional melalui bioteknologi, baik menjadi bahan makanan
manusia, ternak, maupun untuk memenuhi kebutuhan industri.
Masalah utama yang sangat penting juga
dihadapi oleh petani peternak adalah meningkatnya harga bahan-bahan makanan
ternak, baik lokal maupun import menyebabkan peningkatan tajam harga makanan
ternak pabrik. Keadaan ini mengakibatkan meningkatnya ongkos produksi, sehingga
mengurangi keuntungan usaha peternakan. Karena itu usaha untuk mencari
bahan-bahan sumber pengganti lain untuk menekan biaya makanan tanpa mempengaruhi
penampilan ternak itu sendiri dengan harga yang murah, mudah didapat dan tidak
berkompetisi dengan manusia yaitu inconventional-agro-industry by product
adalah mutlak perlu dipertimbangkan untuk dapat meningkatkan pendapatan petani
peternak.
Adanya kenyataan bahwa bahan-bahan
sumber energi yang biasa dipergunakan untuk makanan ternak di Indonesia adalah
jagung serta kedelai dan ikan sebagai sumber protein merupakan bahan-bahan yang
masih terbatas jumlahnya dan masih merupakan kebutuhan utama penduduk di
beberapa wilayah Indonesia sehingga akan mengakibatkan adanya kompetisi
langsung antara manusia dan ternak.
Untuk itu perlu bagi para peternak untuk
mempertimbangkan sumber pakan yang berasal dari limbah industri pertanian
(agro-industry by product) untuk dijadikan pakan ternaknya. Salah satu upaya
untuk memanfaatan limbah industri pertanian yaitu dengan mengolah limbah
tersebut menjadi pakan ternak dengan menerapkan teknologi UMB (urea molasis block).
UMB atau UMMB (urea molasis block atau
urea makronutrient molasis block) merupakan pakan tambahan (suplemen) untuk
ternak ruminansia yang dapat menambah berat badan dari ternak secara
signifcant, berbentuk padat yang kaya dengan zat zat makanan. Bahan pembuat UMB
adalah Urea, molases, mineral dan bahan-bahan lainnya yang memiliki kandungan
protein dan mineral yang baik yang bisa di buat dari limbah pertanian. Bahan
suplemen ini didapatkan dan dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi bahan
yang keras kompak. Oleh karena bahan pakan ini berbentuk padatan dan keras,
maka untuk mengkonsumsinya ternak akan menjilati UMB tersebut, sehingga ternakmemperoleh
zat-zat makanan sedikit demi sedikit namun secara kontinyu. UMB memiliki banyak
manfaat seperti dapat meningkatkan mikroba rumen, meningkatkan kecernaan, dan
meningkatkan nafsu makan pada ternak.
Tujuan dan Kegunaan Praktikum
ü
Untuk mengetahui cara
pembuatan UMB (urea molasis block) dari limbah industri pertanian.
ü
Untuk mengetahui sifat
fisik dari UMB yang siap menjadi pakan / suplemen / jajan ternak ruminansia.
ü Mahasiswa
mengetahui bahan-bahan untuk membuat UMB.
ü Mahasiswa
dapat membuat UMB sendiri untuk bahan demonstrasi kepada peternak.
ü Memanfaatkan
limbah pertanian sebagai bahan UMB.
BAB II
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
A. Materi praktikum
Bahan
|
F1
|
F2
|
F3
|
F4
|
F5
|
F6
|
F7
|
F8
|
Molases
|
27
|
28
|
29
|
30
|
27
|
28
|
29
|
30
|
Urea
|
10
|
9
|
8
|
7
|
10
|
8
|
8
|
7
|
Dedak
|
30
|
29
|
28
|
25
|
26
|
25
|
24
|
23
|
B.kelapa
|
20
|
23
|
25
|
25
|
24
|
28
|
21
|
25
|
Garam
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
7
|
8
|
6
|
Kapur
|
8
|
5
|
3
|
5
|
4
|
3
|
10
|
9
|
Total
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
1. Bahan
-
Urea
-
Molases
(tetes tebu) /gula merah
-
Dedak padi
-
Tepung
jagung
-
Bungkil
kelapa
-
Kapur
-
Semen
-
Garam halus
2. Alat-alat
-
Timbangan
untuk menimbang bahan-bahan yang akan digunakan.
-
Ember 2 buah
sebagai tempat pencampuran bahan.
-
3 buah
plastik air gelas untuk tempat block.
- pengaduk
- alat
cetakan
B. Metode praktikum
Pembuatan
UMB dilakukan dengan menggunakan metode dingin.
§
Menhitung formula,masing2 kelompok
§
Timbang bahan sesuai formula yang
digunakan.
§
Campur urea, garam dan molasis dan
diaduk sampai rata.
§
Campur dedak padi, kapur, tepung
jagung, dan diaduk sampai rata.
§
Setelah rata kedua adunan dicampur
laga sampai merata.
§
Lalu diblock adonan UMB sampai padat
atau kompak.
§
Lalu bandingkan UMB yang dihasilkan
dari setiap formula.
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil Praktikum
A.
Formula I.
-
Urea = 10%
-
Molasis = 27%
-
Dedak padi = 30%
-
Bungkil
kelapa = 20%
-
Kapur/semen = 8%
-
Garam = 5% Total=100%
UMB yang dihasilkan yaitu berwarna kuning cerah, aroma
manis, dan memiliki tekstur kasar.
B.
Formula II.
-
Urea = 9%
-
Molasis = 28%
-
Dedak padi = 29%
-
Bungkil
kelapa = 23%
-
Semen/kapur = 5%
-
Garam = 6% Total = 100%
UMB yang dihasilkan yaitu berwarna coklat gelap, aroma
manis, dan memiliki tekstur halus padat dan kompak.
C.
Formula III.
-
Urea = 8%
-
Molasis = 29%
-
Dedak padi = 28%
-
Bungkil
kelapa = 25%
-
Semen =
3%
-
Garam = 7% Total = 100%
UMB yang dihasilkan yaitu berwarna coklat gelap, aroma
manis, dan memiliki tekstur kurang halus.
D.
Formula IV.
-
Urea = 7%
-
Molasis = 30%
-
Dedak padi = 25%
-
Bungkil
kelapa = 20%
-
Kapur =
5%
-
Garam = 8% Total = 100%
UMB yang dihasilkan yaitu berwarna coklat agak cerah,
aroma manis, dan memiliki tekstur halus padat dan kompak.
E.
Formula V.
-
Urea = 10%
-
Molasis = 25%
-
Dedak padi = 26%
-
bungkil
kelapa = 24%
-
Semen/kapur = 4%
-
Garam = 9% Total = 100%
UMB yang dihasilkan yaitu berwarna kuning cerah, aroma
manis, dan memiliki tekstur halus.
Pembahasan
Dari masing-masing formula mempunyai ciri-ciri fisik
yang berbeda. Formula I urea, molasis, dedak padi, tepung jagung, garam dan
kapur menghasilkan UMB yang memiliki warna kuning cerah karena bahan yang
digunakan adalah kapur dan tepung jagung yang mempengaruhi warna UMB. Namun
memiliki tekstur yang kasar dan tidak padat yang disebabkan oleh tekstur tepung
jagung yang tidak begitu halus sehingga jika UMB dijilat akan cepat habis. Dari
segi aroma, formula I memiliki aroma yang sangat manis.
UMB yang dihasilkan oleh Formula II sangat berbeda
dari segi fisik dibanding formula I karena terdapat perbedaan bahan-bahan yang
digunakan yaitu urea, molasis, dedak
padi, bungkil kelapa, garam dan semen yang menghasilkan UMB dengan warna coklat
gelap yang disebabkan oleh penggunaan bungkil kelapa dan semen. Sedangkan
tekstur yang dihasilkan oleh formula II memiliki tekstur UMB yang sangat halus
serta padat dan kompak sehingga jika dijilati oleh ternak UMB tidak akan cepat
habis. Serta aroma yang dihasilkan yaitu manis namun tidak semanis dari formula
I dan ada terdapat bau tengik. Hal ini disebabkan oleh penggunaan molasis dan
bungkil kelapa.
UMB yang menggunakan bahan seperti urea, molasis,
dedak padi, bungkil kelapa, garam dan semen seperti yang digunakan pada formula
III, menghasilkan UMB dengan warna coklat gelap namun tidak segelap UMB dengan
formula II, karena persentase bungkil kelapa yang digunakan lebih rendah yaitu
20%, meskipun persentase semen lebih tinggi 1% dari formula II yaitu 8%. Dari
segi tekstur formula III juga tidak lebih halus padat dan kompak namun sebaik
dari penggunaan formula II karena penggunaan bungkil kelapa lebih rendah yaitu
20%. Serta aroma yang dimiliki pada UMB formula III yaitu manis, yang lebih
manis dari formula II namun tidak lebih manis dari formula I karena menggunakan
bungkil kelapa.
UMB yang dihasilkan dengan menggunakan formula IV
menghasilkan UMB warna yang coklat agak cerah namun tidak secerah dari formula
I karena pada formula IV menggunakan bungkil kelapa yang dengan warna coklat
tua dan kapur yang berwarna putih. Tekstur yang dihasilkan dalam pembuatan UMB
menggunakan formula IV memilki tekstur yang halus padat dan kompak sama dengan
formula III karena persentase bungkil kelapa yang digunakan sama banyak namun
tidak sehalus, padat dan kompak seperti formula II karena persentase penggunaan bungkil kelapa lebih tinggi. Dan
aroma yang dihasilkan sama dengan formula III
yaitu manis namun tidak semanis aroma dari formula I dan II.
Formula V menggunakan bahan-bahan yang sama dengan
formula lain tetapi disini menggunakan kombinasi antara semen dan tepung
jagung. Penggunaan bahan-bahan formula V menghasilkan warna kuning cerah namun
tidak secerah dari penggunaan formula I karena disini menggunakan semen sebagai
sunber mineral Ca dan P. Teksturnya pun tidak sehalus padat dan kompak karena
dari formula II,III dan IV karean formula tersebut munggunakan bungkil kelapa.
Namun lebih halus dari formula I karena persentase tepung jagungnya lebih
rendah yaitu sebesar 20%. Dan dari segi aroma formula V memiliki aroma
manis yaitu lebih manis dari formula II,
III, dan IV karena pada formula tersebut menggunakan bungkil kelapa dan
persentase molasisnya pun lebih rendah, namun tidak lebih harum dibandingkan
formula I karena pada formula tersebut menggunakan persentase molasis yang
lebih tinggi yaitu 35%.
BAB IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat saya tarik kesimpulan
bahwa :
1.
UMB
merupakan pakan / jajan sapi yang dapat meningkatkan mikroba rumen, kecernaan,
palabilitas ternak dan sangat cocok untuk usaha penggemukan ternak.
2.
UMB yang
memilki tekstur paling halus padat dan kompak yaitu menggunakan formula II.
3.
UMB yang
memilki aroma paling harum yaitu pada formula I.
Saran
Berdasarkan
hasil praktikum pembuatan UMB (Urea Molasses Block) ini maka dapat disarankan
sebagai berikut :
1.
Jika ingin
dibuat usaha perlu dipertimbangkan bahan-bahan yang digunakan agar dapat
menekan biaya produksi.
2.
Dan untuk
praktikan agar serius dalam melakukan praktikum agar ilmu dapat diterima dengan
maksimal.
BAB V
LAMPIRAN
FOTO FERMENTASI DAN AMONIA JERAMI PADI DAN JAGUNG
FERMENTASI JERAMI
|
AMONIA JERAMI JAGUNG
|
Saat Pengolahan
|
Saat Pengolahan
|
|
|
Saat Memfermentasi
|
Saat Mengamoniasi
|
|
|
Hasil Setelah 24
jam
|
Hasil Amonisi
|
|
|
PEMBUATAN
JAJAN SAPI
Saat pengolahan
|
|
|
|
Saat Pencetakan
|
|
|
|
Hasil yang sudah jadi
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar