FLU
BABI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
H1N1
(disebut sebagai "flu babi") adalah virus influenza baru yang
menyebabkan penyakit pada manusia. Virus ini baru pertama kali terdeteksi di
masyarakat pada bulan April 2009 di Amerika Serikat. Negara-negara lain,
termasuk Meksiko dan Kanada, telah dilaporkan sudah terinfeksi virus ini. Virus
ini tersebar dari orang-ke-orang dalam banyak cara, penyebarannya hampir sama
dengan virus influenza biasa.
Akhir-akhir
ini marak sekali pemberitaan mengenai flu babi atau H1N1. WHO mengumumkan
jumlah kasus H1N1 diseluruh dunia sekarang telah bertambah menjadi 787 kasus
dan tambahan 2 kasus yang disertai dengan kematian. WHO juga mengatakan bahwa
virus yang populer dengan nama flu babi tersebut telah menyebar di 17 negara.
Influenza babi atau flu babi awalnya merupakan penyakit respirasi akut sangat
menular pada babi yang disebabkan oleh salah satu virus influenza babi,
termasuk diantaranya virus influenza babi, termasuk diantaranya virus influenza
tipe A subtipe H1N1, H1N2, H3N1, H3N2.
Angka kesakitan akibat infeksi virus
yang menyebar di antara babi melalui udara baik dengan kontak langsung maupun tidak langsung dengan babi pembawa virus
itu cenderung tinggi pada populasi babi namun tingkat kematian akibat penyakit
ini rendah, antara satu persen hingga empat persen. Kejadian flu babi pada
populasi binatang tersebut umumnyasepanjang tahun dengan peningkatan
kejadian pada musim gugur dan dingin.
Kondisi yang demikian memungkinkan virus-virus tersebut
saling bercampur dan memunculkan strain virus baru dari beberapa sumber
(reassortant virus). Hal inilah yang antara lain membuat virus flu babi yang
normalnya spesifik dan hanya menginfeksi babi kadang bisa menembus batas
spesies dan menyebabkan kesakitan pada manusia. Kejadian luar biasa penyakit
infeksi influenza babi pada manusia beberapa kali pernah dilaporkan terjadi.
Manusia biasanya tertular flu babi dari babi dan, meski sangat sedikit, dari
orang yang terinfeksi karena berhubungan
dengan babi atau lingkungan peternakan babi. Kasus penularan flu babi dari manusia ke manusia
sendiri terjadi dalam beberapa kasus namun masih terbatas pada kontak
dekat dan sekelompok orang saja.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :
1. Apa itu
Flu Babi?
2. Apa
penyebab penyakit Flu Babi?
3. Bagaimana
masa inkubasi penyakit Flu Babi?
4. Bagaimana
cara penularan penyakit Flu Babi?
5. Bagaimana
cara pencegahan penyakit Flu Babi?
1.3.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah
ini yaitu :
1. Untuk
mengetahui apa itu penyakit flu babi
2. Untuk
mengetahui penyebab penyakit flu babi
3. Untuk
mengetahui masa inkubasi penyakit flu babi
4. Untuk
mengetahui cara penularan penyakit flu babi
5. Untuk
mengetahui cara pencegahan penyakit flu babi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Flu Babi
Flu babi
adalah penyakit pernapasan yang menjangkiti babi. Disebabkan oleh influenza
tipe A, wabah penyakit ini pada babi rutin terjadi dengan tingkat kasus yang
tinggi namun jarang menjadi fatal. Penyakit ini cenderung mewabah di musim semi
dan musim dingin, tetapi siklusnya sepanjang tahun.
Flu Babi
atau Swine Influenza adalah kasus-kasus influenza yang disebabkan oleh virus
Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Galur virus flu babi yang
telah diisolasi sampai saat ini telah digolongkan sebagai Influenzavirus C atau
subtipe genus Influenzavirus A. Babi dapat menampung virus flu yang berasal
dari manusia maupun burung, memungkinkan virus tersebut bertukar gen dan
menciptakan galur pandemik.
Flu babi
menginfeksi manusia setiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang
bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus penularan dari manusia
ke manusia.
2.2. Penyebab Flu Babi
Virus
influenza pada babi adalah virus flu babi tipe A yang termasuk dalam
genus influenzavirus A dan family Orthomyxoviridae, yang beredar
pada babi. Virus flu babi tipe A diklasifikasikan ke dalam subtipe berdasarkan
dua antigen permukaan yaitu, protein hemaglutinin (H) dan protein neuraminidase
(N). Kedua protein yang terlibat dalam lampiran sel dan melepaskan dari sel,
dan juga target utama bagi respon kekebalan. Virus influenza A secara teoritis
berisi 16 antigen hemaglutinin (H1 sampai H16) dan 9 antigen neuraminidase (N1
ke N9). Virus influenza babi yang beredar saat ini mengandung H1, H2 atau H3,
dan N1, N2 atau N3 (Lowa State University, 2009).
2.3. Masa Inkubasi Flu Babi
Masa
inkubasi penyakit flu babi adalah 3-5 hari dengan masa infeksi 1 hari sebelum
sakit hingga 7 hari sesudah sakit, dengan gejala flu babi hampir sama dengan
flu biasa, yaitu demam, lesu, kurang semangat, dan batuk. Selain itu juga dapat
dijumpai gejala meler dari hidung, radang tenggorokan, mual, muntah, dan diare.
Pada tahap lanjut, dapat dijumpai sesak napas. Kematian biasanya terjadi akibat
adanya kegagalan pernapasan. Pada
babi yang terkena virus H1N1, gejala biasanya berupa peningkatan suhu tubuh,
depresi, batuk, keluar cairan dari hidung atau mata, bersin, susah bernapas,
mata merah, dan tidak mau makan. Untuk mendiagnosis infeksi flu babi/swine
influenza, dibutuhkan spesimen dari saluran nafas dalam 4-5 hari pertama.
Spesimen ini kemudian diperiksakan di laboratorium.
2.4. Cara Penularan Flu Babi
Penularan
flu babi terjadi dalam dua cara yaitu :
1) Melalui
kontak dengan babi yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi dengan
virus flu babi.
2) Melalui
kontak dengan orang yang menderita flu babi, sama seperti flu musiman.
Penyebaran Influenza menyebar terutama dari orang ke orang melalui batuk atau
bersin dari orang yang terinfeksi.
Cara-cara di mana flu babi dapat menginfeksi manusia
yaitu meliputi:
- Seseorang yang terinfeksi flu babi manusia dapat menularkan virus tersebut
kepada orang lain, selama mereka menunjukkan gejala setelah tiga hari melakukan
pengobatan antivirus.
- Seseorang yang merawat orang yang positif terjangkit flu babi manusia dapat
pula terinfeksi virus tersebut, karena dia menghirup bersin atau tetesan batuk.
yang telah terinfeksi virus flu babi. Hal ini dikenal sebagai kontak langsung.
- Virus flu babi manusia dapat hidup sekitar dua jam di luar tubuh. Sehingga
infeksi dapat terjadi ketika seseorang menyentuh benda yang sudah
terkontaminasi virus tersebut (seperti jaringan kotor) dan kemudian dia
menyentuh hidung, mata atau mulutnya sendiri. Hal ini dikenal sebagai kontak
tidak langsung.
-
Dalam beberapa kasus, seseorang yang positif
terinfeksi flu babi tidak mengalami gejala apapun. Namun, mereka masih bisa
menulari orang lain.
-
Peternak babi dapat terinfeksi virus ini secara langsung
dari babi yang terinfeksi. Misalnya, dengan menangani babi yang sedang sakit,
tetapi mereka tidak mencuci tangan mereka setelah selesai melakukannya.(Better
Health, 2012)
Flu babi tidak bisa menyebar dengan memakan daging
babi. Karena virus flu babi tidak menyebar melalui produk makanan. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa flu babi tidak akan meyebar melalui
dagingnya, asal daging tersebut ditangani dan dimasak dengan benar (Better
Health, 2012)
2.5. Cara Pencegahan Flu Babi
Pencegahan
meliputi kegiatan untuk mengusahakan agar virus tidak masuk ke Indonesia dengan
meningkatkan kewaspadaan dipintu masuk bandar udara dan pelabuhan laut. Ini
dilakukan melalui skrining suhu tubuh (thermo-scanning) dan pemeriksaan lebih
lanjut bagi pendatang dari luar negeri yang terinfeksi dengan suhu tubuh diatas
38˚C. Setiap penderita demam harus diperiksa di poliklinik bandara dan setiap
penderita flu sebaiknya dirawat dirumah sakit dengan observasi ketat
kemungkinan tertular virus H1N1.
Sosialisasi
penyakit ini perlu disampaikan kepada semua pihak, terutama pencegahan dan
tindakan yang harus dilakukan sebelum merujuk kerumah sakit. Unit pelayanan
kesehatan seperti poliklinik, klinik 24 jam, praktik swasta, puskesmas, dan
rumah sakit harus disiapkan untuk merawat tersangka kasus. Logistik Tamiflu dan
masker sebaiknya disiapkan untuk antisipasi jika keadaan semakin memburuk.
Kampanye
massal tentang higiene dan sanitasi perlu digalakkan. Masyarakat dihimbau untuk
berprilaku bersih dan sehat melalui :
a. Olahraga teratur
b. Istirahat yang cukup
c. Makan dengan memperhatikan
kecukupan gizi
d. Menambah konsumsi vitamin
e. Menghindari rokok dan alkohol
Karena belum ada vaksin yang dapat melindungi manusia
agar tidak terkena flu babi. Oleh karena itu, langkah pencegahan untuk
membatasi penularan sangat penting. Berikut tindakan yang perlu diambil untuk
mengurangi risiko penularan jika Anda sedang berada di daerah wabah flu babi :
1.
Menutup hidung dan mulut dengan tissue saat batuk atau
bersin. Membuang tissue ke tempat sampah setelah digunakan.
2.
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama
setelah batuk atau bersin. Tissue yang mengandung alkohol juga dapat
digunakan.
3.
Menghindari kontak erat dengan orang yang sakit flu.
4.
Tidak meludah disembarang tempat.
5.
Jika sakit, hendaknya tetap berada di rumah, tidak
pergi bekerja atau ke sekolah, agar tidak menginfeksi orang lain.
6.
Menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut. Virus
menular lewat bagian tubuh tersebut.
Pemerintah Amerika mengatakan dua obat yang biasa digunakan untuk mengobati
flu,Tamiflu dan Relenza, tampaknya efektif dalam mengatasi kasus-kasus yang
terjadi sejauh ini. Belum jelas keefektifan
vaksin flu yang kini ada dalam melindungi manusia dari virus baruini,
karena secara genetik berbeda dengan jenis flu lain.
Selain itu upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah
persebaran virus agar tidak menyebabkan jenis virus flu baru yang lebih
membahayakan :
1.
Memisahkan
babi dari hewan ternak lain.
2.
Menghindari
kontak langsung dengan babi yang taerinfeksi flu babi.
3.
Memberi
cuti kepada pekerja peternakan yang sakit seperti sakit influenza.
4. Pemberian vaksin influenza
musiman kepada pekerja peternakan, dan pemberian vaksin flu babin untuk hewan
ternak
5.
Memelihara
system ventilasi yang baik.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Flu
Babi atau Swine Flu/Influenza adalah penyakit saluran pernafasan pada babi,
yang disebabkan virus influenza jenis A. Orang-orang yang terjangkit virus flu
babi disebabkan karena melakukan kontak langsung dengan babi yang terinfeksi.
Karena, belum ada vaksin yang dapat melindungi manusia agar tidak terkena flu
babi maka langkah pencegahan untuk membatasi penularan sangat penting dengan
selalu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dan menghindari kontak dengan
penderita flu babi.
3.2. Saran
Dengan
adanya makalah ini diharapkan wawasan kita tentang penyakit menular khususnya
flu babi akan semakin bertambah dan solusi yang tepat untuk meminimalisir
terjangkitnya wabah pada masyarakat maupun babi dengan cara pengadaan
sosialisasi mengenai flubabi dan pemakaian masker pada peternak babi dan
masyarakat di daerah yang rentan wabah flu babi, serta membudayakan pola
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
DAFTAR PUSTAKA
Andhika,
Resmha. 2012. Penyakit Flu Babi. http://id.scribd.com/doc/91371705/Patofisiologi-Penyakit-Flu-Babi
DINAS
KESEHATAN PROVINSI JOGJAKARTA. 2012. FLU BABI. http://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detil_berita/454-flu-babi
Widoyono.
2011. PENYAKIT TROPIS Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya.
Semarang: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar