Rabu, 15 Oktober 2014

Flu Babi



FLU BABI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.     Latar Belakang
H1N1 (disebut sebagai "flu babi") adalah virus influenza baru yang menyebabkan penyakit pada manusia. Virus ini baru pertama kali terdeteksi di masyarakat pada bulan April 2009 di Amerika Serikat. Negara-negara lain, termasuk Meksiko dan Kanada, telah dilaporkan sudah terinfeksi virus ini. Virus ini tersebar dari orang-ke-orang dalam banyak cara, penyebarannya hampir sama dengan virus influenza biasa.
Akhir-akhir ini marak sekali pemberitaan mengenai flu babi atau H1N1. WHO mengumumkan jumlah kasus H1N1 diseluruh dunia sekarang telah bertambah menjadi 787 kasus dan tambahan 2 kasus yang disertai dengan kematian. WHO juga mengatakan bahwa virus yang populer dengan nama flu babi tersebut telah menyebar di 17 negara. Influenza babi atau flu babi awalnya merupakan penyakit respirasi akut sangat menular pada babi yang disebabkan oleh salah satu virus influenza babi, termasuk diantaranya virus influenza babi, termasuk diantaranya virus influenza tipe A subtipe H1N1, H1N2, H3N1, H3N2.
Angka kesakitan akibat infeksi virus yang menyebar di antara babi melalui udara baik dengan kontak langsung maupun tidak langsung dengan babi pembawa virus itu cenderung tinggi pada populasi babi namun tingkat kematian akibat penyakit ini rendah, antara satu persen hingga empat persen. Kejadian flu babi pada populasi binatang tersebut umumnyasepanjang tahun dengan peningkatan kejadian pada musim gugur dan dingin.
Kondisi yang demikian memungkinkan virus-virus tersebut saling bercampur dan memunculkan strain virus baru dari beberapa sumber (reassortant virus). Hal inilah yang antara lain membuat virus flu babi yang normalnya spesifik dan hanya menginfeksi babi kadang bisa menembus batas spesies dan menyebabkan kesakitan pada manusia. Kejadian luar biasa penyakit infeksi influenza babi pada manusia beberapa kali pernah dilaporkan terjadi. Manusia biasanya tertular flu babi dari babi dan, meski sangat sedikit, dari orang yang terinfeksi karena berhubungan dengan babi atau lingkungan peternakan babi. Kasus penularan flu babi dari manusia ke manusia sendiri terjadi dalam beberapa kasus namun masih terbatas pada kontak dekat dan sekelompok orang saja.



1.2.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :
1.         Apa itu Flu Babi?
2.         Apa penyebab penyakit Flu Babi?
3.         Bagaimana masa inkubasi penyakit Flu Babi?
4.         Bagaimana cara penularan penyakit Flu Babi?
5.         Bagaimana cara pencegahan penyakit Flu Babi?

1.3.     Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1.         Untuk mengetahui apa itu penyakit flu babi
2.         Untuk mengetahui penyebab penyakit flu babi
3.         Untuk mengetahui masa inkubasi penyakit flu babi
4.         Untuk mengetahui cara penularan penyakit flu babi
5.         Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit flu babi





BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  Pengertian Flu Babi
Flu babi adalah penyakit pernapasan yang menjangkiti babi. Disebabkan oleh influenza tipe A, wabah penyakit ini pada babi rutin terjadi dengan tingkat kasus yang tinggi namun jarang menjadi fatal. Penyakit ini cenderung mewabah di musim semi dan musim dingin, tetapi siklusnya sepanjang tahun.
Flu Babi atau Swine Influenza adalah kasus-kasus influenza yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Galur virus flu babi yang telah diisolasi sampai saat ini telah digolongkan sebagai Influenzavirus C atau subtipe genus Influenzavirus A. Babi dapat menampung virus flu yang berasal dari manusia maupun burung, memungkinkan virus tersebut bertukar gen dan menciptakan galur pandemik.
Flu babi menginfeksi manusia setiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus penularan dari manusia ke manusia.

2.2.  Penyebab Flu Babi
Virus influenza pada babi adalah virus  flu babi tipe A yang termasuk dalam genus influenzavirus A dan family Orthomyxoviridae, yang beredar pada babi. Virus flu babi tipe A diklasifikasikan ke dalam subtipe berdasarkan dua antigen permukaan yaitu, protein hemaglutinin (H) dan protein neuraminidase (N). Kedua protein yang terlibat dalam lampiran sel dan melepaskan dari sel, dan juga target utama bagi respon kekebalan. Virus influenza A secara teoritis berisi 16 antigen hemaglutinin (H1 sampai H16) dan 9 antigen neuraminidase (N1 ke N9). Virus influenza babi yang beredar saat ini mengandung H1, H2 atau H3, dan N1, N2 atau N3 (Lowa State University, 2009).

2.3.  Masa Inkubasi Flu Babi
Masa inkubasi penyakit flu babi adalah 3-5 hari dengan masa infeksi 1 hari sebelum sakit hingga 7 hari sesudah sakit, dengan gejala flu babi hampir sama dengan flu biasa, yaitu demam, lesu, kurang semangat, dan batuk. Selain itu juga dapat dijumpai gejala meler dari hidung, radang tenggorokan, mual, muntah, dan diare. Pada tahap lanjut, dapat dijumpai sesak napas. Kematian biasanya terjadi akibat adanya kegagalan pernapasan.                                                                                                                                        Pada babi yang terkena virus H1N1, gejala biasanya berupa peningkatan suhu tubuh, depresi, batuk, keluar cairan dari hidung atau mata, bersin, susah bernapas, mata merah, dan tidak mau makan. Untuk mendiagnosis infeksi flu babi/swine influenza, dibutuhkan spesimen dari saluran nafas dalam 4-5 hari pertama. Spesimen ini kemudian diperiksakan di laboratorium.
2.4.  Cara Penularan Flu Babi
Penularan flu babi terjadi dalam dua cara yaitu :
1)        Melalui kontak dengan babi yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi dengan virus flu babi.
2)        Melalui kontak dengan orang yang menderita flu babi, sama seperti flu musiman. Penyebaran Influenza menyebar terutama dari orang ke orang melalui batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi.

Cara-cara di mana flu babi dapat menginfeksi manusia yaitu meliputi:
-         Seseorang yang terinfeksi flu babi manusia dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain, selama mereka menunjukkan gejala setelah tiga hari melakukan pengobatan antivirus.
-        Seseorang yang merawat orang yang positif terjangkit flu babi manusia dapat pula terinfeksi virus tersebut, karena dia menghirup bersin atau tetesan batuk. yang telah terinfeksi virus flu babi. Hal ini dikenal sebagai kontak langsung.
-        Virus flu babi manusia dapat hidup sekitar dua jam di luar tubuh. Sehingga infeksi dapat terjadi ketika seseorang menyentuh benda yang sudah terkontaminasi virus tersebut (seperti jaringan kotor) dan kemudian dia menyentuh hidung, mata atau mulutnya sendiri. Hal ini dikenal sebagai kontak tidak langsung. 
-          Dalam beberapa kasus, seseorang yang positif terinfeksi flu babi tidak mengalami gejala apapun. Namun, mereka masih bisa menulari orang lain.
-          Peternak babi dapat terinfeksi virus ini secara langsung dari babi yang terinfeksi. Misalnya, dengan menangani babi yang sedang sakit, tetapi mereka tidak mencuci tangan mereka setelah selesai melakukannya.(Better Health, 2012)

Flu babi tidak bisa menyebar dengan memakan daging babi. Karena virus flu babi tidak menyebar melalui produk makanan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa flu babi tidak akan meyebar melalui dagingnya, asal daging tersebut ditangani dan dimasak dengan benar (Better Health, 2012)

2.5.  Cara Pencegahan Flu Babi
Pencegahan meliputi kegiatan untuk mengusahakan agar virus tidak masuk ke Indonesia dengan meningkatkan kewaspadaan dipintu masuk bandar udara dan pelabuhan laut. Ini dilakukan melalui skrining suhu tubuh (thermo-scanning) dan pemeriksaan lebih lanjut bagi pendatang dari luar negeri yang terinfeksi dengan suhu tubuh diatas 38˚C. Setiap penderita demam harus diperiksa di poliklinik bandara dan setiap penderita flu sebaiknya dirawat dirumah sakit dengan observasi ketat kemungkinan tertular virus H1N1.
Sosialisasi penyakit ini perlu disampaikan kepada semua pihak, terutama pencegahan dan tindakan yang harus dilakukan sebelum merujuk kerumah sakit. Unit pelayanan kesehatan seperti poliklinik, klinik 24 jam, praktik swasta, puskesmas, dan rumah sakit harus disiapkan untuk merawat tersangka kasus. Logistik Tamiflu dan masker sebaiknya disiapkan untuk antisipasi jika keadaan semakin memburuk.
Kampanye massal tentang higiene dan sanitasi perlu digalakkan. Masyarakat dihimbau untuk berprilaku bersih dan sehat melalui :
a.    Olahraga teratur
b.    Istirahat yang cukup
c.    Makan dengan memperhatikan kecukupan gizi
d.    Menambah konsumsi vitamin
e.    Menghindari rokok dan alkohol
Karena belum ada vaksin yang dapat melindungi manusia agar tidak terkena flu babi. Oleh karena itu, langkah pencegahan untuk membatasi penularan sangat penting. Berikut tindakan yang perlu diambil untuk mengurangi risiko penularan jika Anda sedang berada di daerah wabah flu babi :

1.               Menutup hidung dan mulut dengan tissue saat batuk atau bersin. Membuang tissue ke tempat sampah setelah digunakan. 
2.               Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah batuk atau bersin. Tissue yang mengandung alkohol juga dapat digunakan. 
3.               Menghindari kontak erat dengan orang yang sakit flu.
4.               Tidak meludah disembarang tempat. 
5.               Jika sakit, hendaknya tetap berada di rumah, tidak pergi bekerja atau ke sekolah, agar tidak menginfeksi orang lain. 
6.               Menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut. Virus menular lewat bagian tubuh tersebut.

Pemerintah Amerika mengatakan dua obat yang biasa digunakan untuk mengobati flu,Tamiflu dan Relenza, tampaknya efektif dalam mengatasi kasus-kasus yang terjadi sejauh ini. Belum jelas keefektifan vaksin flu yang kini ada dalam melindungi manusia dari virus baruini, karena secara genetik berbeda dengan jenis flu lain.

Selain itu upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah persebaran virus agar tidak menyebabkan jenis virus flu baru yang lebih membahayakan :

1.               Memisahkan babi dari hewan ternak lain.
2.               Menghindari kontak langsung dengan babi yang taerinfeksi flu babi.
3.             Memberi cuti kepada pekerja peternakan yang sakit seperti sakit influenza.
4.     Pemberian vaksin influenza musiman kepada pekerja peternakan, dan pemberian vaksin flu babin untuk hewan ternak
5.               Memelihara system ventilasi yang baik.


 
 
BAB III
PENUTUP
3.1.    Kesimpulan
Flu Babi atau Swine Flu/Influenza adalah penyakit saluran pernafasan pada babi, yang disebabkan virus influenza jenis A. Orang-orang yang terjangkit virus flu babi disebabkan karena melakukan kontak langsung dengan babi yang terinfeksi. Karena, belum ada vaksin yang dapat melindungi manusia agar tidak terkena flu babi maka langkah pencegahan untuk membatasi penularan sangat penting dengan selalu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dan menghindari kontak dengan penderita flu babi.
3.2.    Saran
                   Dengan adanya makalah ini diharapkan wawasan kita tentang penyakit menular khususnya flu babi akan semakin bertambah dan solusi yang tepat untuk meminimalisir terjangkitnya wabah pada masyarakat maupun babi dengan cara pengadaan sosialisasi mengenai flubabi dan pemakaian masker pada peternak babi dan masyarakat di daerah yang rentan wabah flu babi, serta membudayakan pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).



DAFTAR PUSTAKA
DINAS KESEHATAN PROVINSI JOGJAKARTA. 2012. FLU BABI. http://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detil_berita/454-flu-babi
Widoyono. 2011. PENYAKIT TROPIS Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Semarang: Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar