Rabu, 15 Oktober 2014

Peradangan Sendi Pada Kuda



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Famili equidae adalah hewan yang mempunyai teracak (ungula/hoof) yang bejumlah tunggal (hewan berkuku satu/tunggal, istilah yang tepat adalah berteracak satu). Dengan demikian kuda berdiri dengan bertumpu hanya pada satu kukunya disetiap kakinya, yaitu pada kuku dari jari ke III. Oleh karena itu, kuku kuda yang harus menumpu berat badan ini sangat penting peranannya untuk kehidupan kuda. Dibandingkan dengan sapi dan mamlia berkaki empat lainnya, kuda termasuk hewan yang tahan berdiri lama, hal ini dapat diperhatikan sewaktu kuda sering merumput yang selalu dilakukan sambil berdiri sekali-kali berlari-lari kecil mengelilingi pagar lapangan.
Kadang-kadang memang berbaring dan berguling-guling di rerumputan. Tetapi kondisi ini tidak dilakukan dalam waktu yang lama. Kuda bahkan melakukan aktivitas tidur sambil berdiri. Secara otomatis, kuda dapat berdiri lama, kuda mempunyai tendo-tendo dan ligamenta yang sangat kuat pada kakinya yang mengikat dan menahan tulang-tulang dan otot-otot kaki. Tendo dan ligamenta ini tersusun sangat kokoh sehingga kerja otot-otot kaki yang agonis maupun yang antagonis dapat bekerja secara minimal sehingga kuda tidak merasa letih sewaktu berdiri. (Sigit, Koeswinarning dkk 2010).
Kuda merupakan hewan piara yang telah lama didomestikasi. Pada awalnya, kuda dijadikan sebagai hewan buruan untuk dikonsumsi. Hal ini mulai dilakukan sejak ribuan tahun sebelum Masehi di daerah Eropa Utara. Di Asia, kuda mulai dipelihara sejak 4500 tahun yang lalu, dan sejak saat itulah, kuda mulai mengalami perubahan fungsi yaitu mulai digunakan untuk mengangkat beban, dan juga sebagai alat transportasi (Soehardjono 1991).
Kuda merupakan hewan kosmopolitan dan menyebar hampir di seluruh penjuru dunia, mulai dari bagian dunia beriklim tropis sampai dingin. Berdasarkan sejarah kehidupannya, kuda mempunyai tahapan evolusi yang unik. Kaki depan kuda mempunyai tenunan padat khas yang disebut lacertus fibrosus. Tenunan ini terdapat dalam m. biceps brachii dan memanjang ke arah distal menyeberang ke permukaan m. extensor carpi radialis dan berjalan bersama otot tersebut melalui persendian siku, dan berakhir di tuberculum metacarpale.
Lacertus fibrosus bekerja secara pasif karena tidak mempunyai fungsi kerja kontraksi dan relaksasi. Saat kuda berdiri, lacertus fibrosus menegang secara pasif untuk menahan persendian bahu, sedangkan pada saat fleksio lacertus fibrosus mengendur (Sisson dan Grossman 1958; Dyce et al. 1996; Sigit et al. 2006). Fungsi inilah yang membuat kuda mampu berdiri lama tanpa merasa lelah. (Putro,2008)
Pada beberapa kuda dengan fungsi pekerja dan kuda pacu sering mengalami cedera pada bagian carpal. Cedera tersebut dikarenakan beban kerja terlalu berat, nutrisi yang tidak seimbang, kelainan genetis, agen fisik, usia dan dapat`menimbulkan infeksi sekunder jika tidak segera mendapat penanganan medis.
Penyakit inflamasi dan kontraksi fleksor carpal menjadi masalah yang yang serius jika tidak mendapat penangan lajut. Makalah ini disusun sebagai dasar dalam penanganan lanjut mengenai penyakit inflamasi dan kontraksi fleksor carpal pada kuda.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat mengemukakan rumusan masalahnya, yakni:
1.      Apa penyebab atau etiologi dari penyakit ini?
2.      Apa saja unsur anatomis yang terlibat?
3.      Apa akibat yang ditimbulkan dari penyakit ini?
4.      Apa gejala yang ditimbulkan (diagnosa) ?
5.      Bagaimana diagnosa bandingnya?
6.      Bagaimana treatment dari penyakit tersebut?
C.     Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui diagnosa awal penyakit.
2.      Untuk menambah wawasan mahasiswa dalam memahami sebuah penyakit dan treatmentnya
3.      Untuk mengetahui diagnosa bandingnya.
4.      mempelajari kaki depan kuda lengan bawah digit khususnya pada daerah carpus kuda.
5.      Untuk meningkatkan pemahaman tentang bagaimana melakukan tindakan pada kuda yang menderita penyakit, seperti inflammation and contraction of the carpal flexors.
6.      Untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Anatomi Topografi.
D.    Manfaat
Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam penyusunan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1.      Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang penyakit inflammation and contraction of the carpal flexors.
2.      Memberikan acuan dalam perawatan dan penanganan penyakit pada kaki depan daerah capus kuda.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Etiologi Penyakit



Peradangan pada bagian otot atau tendon fleksor dari carpal, tidak terjadi sesering seperti halnya peradangan pada fleksor dari ekstremitas. Cedera Peradangan fleksor dari carpal seperti ini disebabkan oleh kerja keras dan benturan keras dan kontraksi yang menetap sebagai hasilnya. Tetapi, hal ini lebih sering disebabkan oleh sebuah kelainan bawaan pada kaki yang bertanggung jawab pada ketegangan yang tidak semestinya pada bagian ini. Kuda yang mengalami “knee sprung" atau yang memiliki kondisi bawaan dimana dibagian garis anterior, yang dibentuk oleh radius, tulang carpal dan metacarpal, dibengkokkan ke arah depan pada carpus, semua tergantung pada peradangan dan kontraksi dari fleksor carpal. Ketika fleksor berkontaksi, kondisi ini dikenal di kalangan penunggang kuda sebagai "buck knee". Namun, radang fleksor carpal bukanlah kondisi yang mungkin akan menyulitkan, tetapi karena keterlibatan carpal (yang seringkali hadir) penyebab masalah tetap, dan peradangan berulang pada fleksor carpal atau menjadi kronis dan akibat kontraksi dari tendon. (Ebook gutenberg,1916).
Kaki depan kuda mempunyai tenunan padat khas yang disebut lacertus fibrosus. Tenunan ini terdapat dalam m. biceps brachii dan memanjang ke arah distal menyeberang ke permukaan m. extensor carpi radialis dan berjalan bersama otot tersebut melalui persendian siku, dan berakhir di tuberculum metacarpale. Lacertus fibrosus bekerja secara pasif karena tidak mempunyai fungsi kerja kontraksi dan relaksasi. Saat kuda berdiri, lacertus fibrosus menegang secara pasif untuk menahan persendian bahu, sedangkan pada saat fleksio lacertus fibrosus mengendur (Sisson dan Grossman 1958; Dyce et al. 1996; Sigit et al. 2006). Fungsi inilah yang membuat kuda mampu berdiri lama tanpa merasa lelah (Putro, 2008).

B.     Unsur-unsur Anatomi yang Terlibat
Struktur yang biasanya dianggap sebagai fleksor sebenarnya dari carpus adalah kelompok dari tiga otot, yang memiliki kepala yang terpisah dari asal dan berbagai tempat insersi tendon. Kelompok ketiga otot tersebut adalah:
1.      M. Flexor Carpi Radialis
Otot ini terletak di bidang medial lengan bawah.
Origo : epicondylus medialis dari os humerus
Insertio : os metacarpale II
Fungsi :
·         flexor persendian carpus
·         extensor persendian siku (Nurhidayat dkk 2010).
M. fleksor carpi radialis (fleksor metacarpi internus) berasal dari epicondilus medialis humerus. Otot ini menuju ke bagian ujung proksimal tulang metacarpal (inner metacarpal atau splint) medial. Otot ini lebih kecil dari ketiga otot lainnya dan tidak biasanya diputuskan dalam melakukan tenotomy carpal.

2.      M. Flexor Carpi Ulnaris
Merupakan otot yang lebar, tipis dan terletak dibidang mediovolar antebrachium dan di caudal m. Flexor carpi medialis. Otot ini terdiri atas dua caput yaitu caput humeral dan caput ulnare.
Origo :
·         epicondylus medialis dari os humerus (caput humerale)
·         Facies medialis dari olecranon (caput ulnare)
Insertio :
·         Os carpi accessorium
Fungsi :
·         Flexor persendian carpus
·         Extensor persendian siku
M. Fleksor carpi ulnaris (fleksor metacarpi medius) memiliki dua kepala asal; satu, lebih besar, berasal dari epikondilus humerus dan yang lain dari permukaan posterior olecranon. Kedua kepala bersatu pada sepertiga atas dengan radius dan otot, menjadi tendon, seperti halnya dengan fleksor carpal lain, otot ini melekat pada satu titik dari insertio kebagian tulang carpal aksesori (trapezum). Yang lainnya bercampur dengan ligamen annular posterior dari carpus. (Nurhidayat dkk 2010)
3. M. Extensor Carpi Radialis (m.ulnaris lateralis)
Otot ini terletak di sebelah laterovolar lengan bawah. Walaupun otot ini terletak dibidang lateral daerah antebrachium bersama-sama dengan kelompok otot-otot extensor, tetapi otot ini pada hewan piara berfungsi sebagai flexor persendian carpus.
Origo : epicondylus lateralis dari os humerus
Insertio : os carpi accesorium dan os metacarpale IV
Fungsi :
·         Flexor persendian carpus
·         Extensor persendian siku (Nurhidayat dkk 2010).
M. Ulnaris lateralis (fleksor metacarpi eksternus) berasal dari epicondilus lateral humerus dan masuk ke ekstremitas proksimal metacarpal keempat (splint luar) tulang dan yang lainnya melakukan perlekatan ke tulang carpal aksesori (trapezium) dengan tendon dari fleksor carpiulnaris (fleksor metacarpi medius).
Otot-otot ini, secara bersama-sama bertindak dalam mem-flexor carpus atau meng-extensor siku dan tindakan ini diantagonis oleh bisep brachii (fleksor brachii) dan ekstensor dari carpus dan phalanges. (Lacroix, 1916)

C.     Akibat
Ketika peradangan disebabkan oleh luka tusukan dan terjadi infeksi subfascial, terdapat manifestasi nyata dari rasa sakit. Berat tidak didukung oleh anggota yang terinfeksi dan yang diakibatkan oleh tekanan. Hal ini disebabkan oleh otot yang bengkak terkurung di dalam yang bukan hasil fasia brachialis, terdapat supersensitiveness atau kurangnya sensitivitas yang ditandai dari bagian-bagian yang terkena. Fleksi siku dihindari karena kontraksi dari otot bisep brachii (brachii fleksor) atau ekstensor, yang merupakan antagonis dari fleksor carpus, sehingga dapat menegangkan fleksor carpal dan menyebabkan rasa sakit yang demikian meningkat.
Namun, dalam kebanyakan kasus, kasus ini khas tidak menjadi perhatian praktisi dan tidak rumit, tetapi untuk radang subakut atau kronis yang sering diikuti dengan kontraksi dari bagian tendon fleksor dari carpal, dan terjadi dalam kasus seperti carpitis. Hewan yang terkena dampak sudah kehilangan kekakuan yang menjadi ciri sendi carpal normal ketika kaki adalah anggota bantalan berat, dan karena kondisinya berlanjut, kaki gemetar ketika menopang berat badan (Lacroix, 1916)
D.    Diagnosa
Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia seperti histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin, yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.
Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
·         tumor atau membengkak
·         calor atau menghangat
·         dolor atau nyeri
·         rubor atau memerah
·         functio laesa atau daya pergerakan menurun
·         kemungkinan disfungsi organ atau jaringan
Peradangan juga mungkin berkaitan umum dengan flu, gejalanya termasuk demam, panas dingin, kelelahan atau kehilangan tenaga, sakit kepala, kehilangan nafsu makan dan kekakuan otot. Jika radang terjadi pada hidung atau dikenal dengan istilah Rinitis yaitu kondisi yang sangat umum dan memiliki banyak penyebab yang berbeda, biasanya disebabkan oleh alergi. Inspirasisehat (2010)
Radang flexor carpal, jika akut dan tidak komplikasi, ditandai oleh kondisi bengkak yang menyakitkan pada tendon yang telah terinfeksi. Berat badan/tubuh tidak dibebankan pada kaki yang terinfeksi dan sendi carpal yang tertekuk. Campuran lameness muncul. Tidak ada kesulitan yang dihadapi sampai pada tahap diagnosis karena ketika dilakukan diagnosis, bagian yang mengalami radang telah tampak.
Sepenuhnya telah banyak dikembangkan mengenai kasus kontraksi tendon fleksor carpal. Kasus tersebut telah diobservasi dimana kondisi ini telah menjadi tetap secara bertahap dan tidak ada lameness yang diakibatkan oleh tendinitis dan carpitis. Dalam beberapa kasus, ketika penyakit ini ditangani secara sembarangan atau ditangani dengan dikerjakan secara cepat melalui cara kerja yang tidak beraturan atau dengan jalan kasar, mengakibatkan carpitis kronis dengan hiperplasia dari struktur regio carpal anterior, karena sering memar akibat jatuh. (Lacroix, 1916)
E.     Diagnosa Banding


F.      Treatment
Peradangan akut diobati dengan cara aplikasi lokal yakni dengann kompres dingin atau panas sampai tahap rasa sakit dan peradangan akut mereda. Pasien harus dalam keadaan tenang. Terutama di mana tulang carpus yang terlibat pasien harus tetap diam sampai semua tanda-tanda peradangan mereda..
Penerapan vesicants atau line-firing bermanfaat dalam peradangan subakut dari tendon fleksor karpal. Dimana kontraksi tendon tidak ada dan tidak ada yang bertulang atau perubahan ligamen mencegah koreksi dari kondisi tersebut, sehingga tenotomy diperlukan.
Dalam semua kasus radang carpal fleksor yang serius, apakah tenotomy telah dilakukan atau tidak, subjek membutuhkan waktu yang lama setelah pengobatan sampai pada tahap perawatan. Bahkan, tiga atau empat bulan di padang rumput masih perlu dilakukan untuk memungkinkan pemulihan, dan hal ini jika tidak ada cacat bawaan, cenderung mempengaruhi. Ketika akan kembali beraktivitas seperti kembali bekerja harus dilakukan secara bertahap dan jenis pekerjaan yang dapat dilakukan seperti pekerjaan yang memungkinkan untuk hewan menjadi terbiasa dengan pelayanan, tanpa menyebabkan timbulnya masalah, jika itu memungkinkan.
Oleh karena itu, tenotomy, di sini seperti dalam kasus lain, tidak praktis dilakukan jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, kecuali hewan itu memiliki nilai atau keuntungan yang cukup sehingga untuk melakukan istirahat yang membutuhkan waktu lama untuk pemulihan dapat dibenarkan utnuk dilakukan. Tenotomy bukanlah solusi yang praktis untuk dilakukan, kecuali diperbolehkan jika waktu yang dirasa cukup untuk regenerasi jaringan tendon (Lacroix,1916).

Untuk meringankan peradangan di Indonesia ada beberapa treatment yang sering kali digunakan oleh penduduk, salah satunya dengan pengobatan traditional seperti
·         Buah Lerak
Nama umumnya adalah lerak. Masyarakat Sunda menyebutnya dengan nama Rerek, penduduk Jambi menyebutnya Kalikea, masyarakat Minang menyebutnya Kanikia. Di Palembang tanaman ini dikenal dengan nama Lamuran, di Jawa tanaman ini dikenal dengan nama Lerak atau Werak dan di Tapanuli Selatan dikenal dengan nama buah sabun.
Sapindus rarak merupakan tanaman rimba yang tingginya mencapai 42 m dan batangnya 1 m. Tanaman ini tumbuh liar di Jawa pada ketinggian antara 450 dan 1500 m diatas permukaan laut. Tanaman ini mempunyai buah yang keras, bulat, diameter + 1,5 cm dan berwarna kuning kecoklatan (Gambar 2). Biji tanaman ini berbentuk bulat, keras dan hitam.

Dahulu, masyarakat Jawa memanfaatkan buah lerak sebagai pengganti sabun untuk mencuci pakaian, rambut, perhiasaan emas, serta obat tradisional untuk mengobati kudis, scabies dan jerawat.5,6 Sementara khasiat farmakologiknya antara lain adalah sebagai antijamur, bakterisid, anti radang, anti spasmodinamik, peluruh dahak, dan diuretik.6 Buah lerak mengandung senyawa saponin, alkaloid, polifenol, senyawa antioksidan, golongan flavonoid dan tannin.4 Pada penelitian Nunik SA disebutkan bahwa senyawa saponin, alkaloid, steroid, dan triterpen yang dikandung oleh buah lerak secara berurutan adalah 12%, 1%, 0,036%, dan 0,029%.31 Kandungan utama buah lerak adalah saponin yang memiliki sifat seperti sabun. Hal ini dibuktikan pada penelitian Dyatmiko W, dkk yang mendapatkan saponin 20% dari buah lerak.6 Saponin buah lerak pada konsentrasi 0,008% dapat membersihkan dinding saluran akar gigi lebih baik dari NaOCl 5%.
Disamping itu, ekstrak lerak mempunyai efek antibakteri dan dan antifungal yang telah dibuktikan dengan beberapa penelitian. Ekstrak lerak 0,01% telah terbukti memiliki efek antibakteri terhadap Streptococus mutan7 dan antifungal terhadap Candida albicans8 lebih baik dari NaOCl 5%. Penelitian lain menunjukkan bahwa nilai MBC ekstak lerak terhadap E.faecalis adalah 25%.9 Nilai MIC larutan ekstrak lerak terhadap Fusobacterium nucleatum adalah 0,25% dan larutan saponin buah lerak adalah 0,01%.
aesculus hippocastanum - Ramuan ini membantu varises dan wasir - itu adalah anti-inflamasi dan astringent, toning dinding vena buncit. Berangan kuda adalah suatu vasodilator, meningkatkan sirkulasi darah dan mungkin membantu dalam prevetion masalah jantung. Ini anti-inflamasi juga meringankan arthritis dan rematik. Akhirnya, kuda cokelat memiliki sifat ekspektoran, melonggarkan lendir dan menghilangkan masalah pernapasan.








BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.      Penyakit inflamasi dan kontraksi fleksor carpal menjadi masalah yang yang serius pada kuda pacu atau kuda pekerja berat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar