Selasa, 14 Oktober 2014

Laporan Fermentasi Jerami Padi



LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN PENGELOLAAN PAKAN
FERMENTASI JERAMI
( RAGI TAPE DAN AIR KELAPA)
Oleh;

Nama : Muhammad Husni Thamrin
NIM : B0D 012 049
Kel.       : X (9)
Prodi : D III,Agribisnis Kons. Kesehatan Hewan



FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Salah satu permasalahan dalam pengembangan ternak adalah ketersediaan pakan, terutama pada musim kemarau.Karena itu, perlu suatu trobosan dalam mengatasi masalah pakan.Salah satu upaya trobosan tersebut adalah dengan menggunakan teknologi fermentasi. Dengan fermentasi, kita dapat memanfaatkan hasil samping budidaya tanaman pangan dan perkebunan masih mudah didapat dalam jumlah banyak di sekitar kita.Di samping itu, Pakan hijau yang melimpah saat musim penghujan bisa difermentasi sebagai persediaan pakan, terutama jika pakan hijau berkurang di musim kemarau
Ragi tape merupakan populasi campuran mikroba yang terdapat beberapa jenis yaitu genus Aspergillus, genus Saccharomises, genus Candida, genus Hansnula, sedang bakterinya adalah Acetobacter.Aspergillus dapat menyederhanakan amilum, sedangkan Saccharomyces, Candida dan Hansnula dapat menurunkan gula menjadi alkohol dan bermacam-macam zat organik lainnya.Acetobacter mengubah alkohol menjadi cuka. Secara fisiologis, ragi mempunyai persamaan yaitu menghasilkan fermen atau enzim-enzim yang dapat mengubah substrat menjadi bahan lain dengan mendapat keuntungan berupa energi. Adapun substrat yang diubah berbeda-beda.
Beberapa keuntungan hasil fermentasi terutama adalah asam asetat dan alkohol dapat mencegah pertumbuhan mikroba yang beracun di dalam pakan misalnya Clostridium botulinum.Ragi yang bersifat katabolik atau memecah komponen yang kompleks menjadi zat yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dicerna.
Istilah aerobik yang digunakan dalam proses penanganan secara biologis berarti proses di mana terdapat oksigen terlarut (memerlukan oksigen). Oksidasi bahan organik menggunakan molekul oksigen sebagai aseptor elektron terakhir adalah proses utama yang menghasilkan energi kimia untuk mikroorganisme. Mikroba yang menggunakan oksigen sebagai aseptor elektron terakhir adalah mikroorganisme aerobik, sedangkan sebaliknya disebut anaerobik.
Organisme aerobik atau aerob adalah organisme yang melakukan metabolisme dengan bantuan oksigen. Aerob, dalam proses dikenal sebagai respirasi sel, menggunakan oksigen untuk mengoksidasi substrat (sebagai contoh gula dan lemak) untuk memperoleh energi.
·Aerob obligat membutuhkan oksigen untuk melakukan respirasi sel aerobik.
·Aerob fakultatif dapat menggunakan oksigen tetapi dapat juga menghasilkan energi secara anaerobik.
·Mikroaerofil adalah organisme yang bisa menggunakan oksigen tetapi dalam konsentrasi yang sangat kecil (mikromolar).
·Organisme aerotoleran dapat hidup walaupun terdapat oksigen di sekitarnya, tetapi mereka tetap anaerobik karena mereka tidak menggunakan oksigen sebagai terminal electron acceptor (akseptor elektron terminal).
Contoh yang dapat diberikan adalah oksidasi glukosa (monosakarida) dalam respirasi aerobik.
Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersbeut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata.



B.     Manfaat dan Tujuan praktikum
Adapu tujuan atau keuntungandari fermentasi  pakan ternak ini, yaitu:
* Meningkatkan nafsu makan sehingga penggemukan semakin cepat
* Memperbaiki proses pencernakan
* Lebih kebal terhadap penyakit
* Meningkatkan produksi susu
* Menjadikan susu dan daging kambing menjadi tidak prengus
* Mengurangi bau kotoran dan air kencing
* Kotoran menjadi lebih sedikit karena pakan menjadi tercerna dengan baik







BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Dilihat dari sudut perindustrian, mikroorganisme merupakan “pabrik zat kimia” yang mampu melakukan perubahan yang dikehendaki.Mikroorganisme merombak bahan mentah (beberapa komponen dari medium tempat tumbuhnya dan yang dapat dianggap sebagai substrat) dan mengubah bahan mentah ini menjadi suatu produk baru (Irianto, 2006).
Fermentasi adalah proses memanfaatkan kemampuan enzimatik mikroba untuk mengubah senyawa kompleks pada substrat dan menghasilkan senyawa lebih sederhana baik berupa metabolit primer dan metabolit sekunder dalam suatu lingkungan aerob dan anaerob (Novel, 2010).
Secara umum fermentasi memerlukan bahan baku sebagai substrat yang mengandung sumber nutrisi yang cukup dan menggunakan mikroba yang sesuai untuk mendapatkan perubahan bentuk atau rasa dari suatu bahan (Novel, 2010).
Proses fermentasi dapat dibedakan berdasarkan jenis substratnya (Novel, 2010):
a.    Fermentasi Substrat Padat (Solid Substrate Fermentation), contoh substrat: kacang-kacangan, beras, umbi-umbian, syauran dan lain-lain.
b.    Fermentasi Substrat Cair (Liquid Substrate Fermentation), contoh substrat: air kelapa, susu, sari buah, dan lain-lain.
Nata de Coco adalah jenis komponen minuman yang merupakan senyawa selulosa (dietry fiber) yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad renik (mikrobia) yang dikenal dengan namaAcetobacter xylinum. Definisi nata adalah suatu zat yang menyerupai gel, tidak larut dalam air dan terbentuk pada permukaan media fermentasi air kelapa dan beberapa sari buah masam (Hidayat, 2006).
Bakteri nata membutuhkan 3 komponen utama untuk berkembang dengan baik, yakni gula, asam organik dan mineral. Beberapa bahan dasar nata, seperti air kelapa dan whey tahu, kandungan gulanya rendah sehingga perlu dutambahkan gula pasir. Tanpa penambahan gula pasir terkstur nata menjadi kurang tebal (Warisno, 2009).
Kombucha atau dikenal masyarakat Indonesia sebagai jamur teh atau jamur dipo, adalah fermentasi the menggunakan campuran kultur bakteri dan khamir sehingga diperoleh citarasa asam dan terbentuk lapisan nata. Kombucha telah lama dikenal di berbagai Negara Eropa dan Jepang.Kombucha dipercaya masyarakat dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan, seperti darah tinggi atau rendah, rematik, kegemukan, arthritis, migraine, diabetes dan lainnya (Rusli, 2012).
Dalam pembuatan nata, starter merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki untuk menghasilkan nata yang baik. Starter merupakan biakan murni mikroorganisme dalam hal ini adalah bibit Acetobacter xylinum yang telah ditumbuhkan dalam substrat pertumbuhan kultur tersebut sehingga populasi bakteri Acetobacter xylinum mencapai karapatan optimal untuk proses pembuatan nata, yaitu 1 x 109 sel/ml. Biasanya kerapatan ini akan dicapai pada pertumbuhan kultur tersebut dalam susbtrat selama 48 jam (2 hari) (Poni, 2008).
Untuk pembutan starter, caranya adalah sebagai berikut (Hidayat, 2006):
  Air kepala diendapkan, kemudian disaring dengan kain kasa. Setelah itu dipanaskan sampai mendidih dengan api besar sambil diasuk-aduk. Setelah mendidih, ditambahkan (a) asam asetat glacial (10-20 ml asam asetat untuk setiap 1 liter air kelapa), dan 9b0 gula (75-100 gram gula untuk setiap 1 liter air kelapa).Campuran ini diaduk sampai gula larut.Larutan ini disebut air kelapa asam bergula.


BAB III
METODELOGI
A.    PELAKSANAAN
ü  Hari/tgl           :Praktikum I : Selasa, 17 Desember 2013
                                    Praktikum II : Selasa, 24 Desember 2013
ü  Waktu            : 04.00 pm – 06.00 pm
ü  Tempat           : Desa montong, kec.narmada, Lobar

B.     ALAT DAN BAHAN
Ø  Alat
·         Mesin cacah
·         Tong
·         Alas jerami
·         Cerigen

Ø  Bahan
·         Jerami
·         Ragi tape
·         Air kelapa

C.    CARA KERJA
·         Pencacahan jerami padi dengan  mesin cacah.
·         Taburkan cairan Ragi tape yang sudah dicampurdengan air kelapa secara merata pada jerami yang sudah halus dicacah.
·         Di biarkan selama 24 jam atau bisa langsung dikasi ternak,kalau terlalu tidak ada pakan.
·         fermentasi satu hari, atau lebih lama, akan lebih bagus.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL

Baru selesai di fermentasi
Di diamkan selama 24 jam


B.     Pembahasan
Fermentasi merupakan proses memanfaatkan kemampuan enzimatik mikroba untuk mengubah senyawa kompleks pada substrat dan menghasilkan senyawa lebih sederhana baik berupa metabolit primer dan metabolit sekunder dalam suatu lingkungan aerob atau anaerob.
Pada praktikum produk fermentasi, yang dibuat yaitu
Digunakan starter karena starter merupakan sumber bakteri yang membentuk nata, yaitu Acetobacter xilynum.Acetbacter xilynum adalah bakteri gram negative yang mengubah glukosa menjadi selulosa.Dan penggunaan dua starter yaitu 25 dan 50 untuk membandingkan starter yang mana yang menghasilkan nata yang paling banyak. Penambahan Magnesium sulfat dan urea serta K2HPO4 dapat berguna dalam pertumbuhan Acetobacter xilynum, dimana magnesium sulfat sebagai sumber magnesium dan sulfat, urea sebagai sumber nitrogen, dan K2HPO4 sebagai dumber fosfat yang bagus untuk pertumbuhan bakteri. Selain itu K2HPO4 dapat menstabilkan pH substrat. Sedangkan asam astetat membuat substrat dalam kondisi asam karena Acetobacter xilynum  tumbuh dalam suasana asam.
Pembuatan bahan dengan menggunakan ragi tape campurkan dengan air kelapa yang takarannya 1 biji tape bisa 5 L air kelapa, dan satu tong yang berisi 50 liter bisa 1 bungkus tape yangberisi sekitar 25 biji.ada kelebihan dari cara ini yaitu bisa menambahkan air kelapa tanpa harus menambahkan ragi tape lagi setelahan bahan terasa berkurang.adapun kelebihan juga dari penggunaaan pakan fermentasi ini,tidak terlalu menyengatnya bau kotoran dari ternak dan ramah lingkungan.











BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.     Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
Pada pembuatan fermentasi jerami dapat meningkatkan nafsu makan sehingga penggemukan semakin cepat  mengurangi bau kotoran dan air kencing, serta kotoran menjadi lebih sedikit karena pakan menjadi tercerna dengan baik.proses ini juga tidak merugikan,karena lebih lamadi diamkan akan menjadi lebih bagus
B.    Saran
Kepada para peternak agar bisa memanfaatkan nilai jerami yang ,dipandang oleh banyak orang tidak berguna.








DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI: Jakarta

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI: Jakarta

Hidayat, Nur, dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Penerbit ANDI Yogyakarta: Yogyakarta

Irianti, Koes. 2006. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2. CV. YRama Widya: Bandung

Novel, Sinta Sasika, dkk. 2010. Praktikum Mikrobiologi Dasar. Trans Info Media: Jakarta

Pelczar. 2007.Dasar – Dasar Mikrobiologi.Universitas  Indonesia: Jakarta

Poni. 2008. Proses Pembuatan Nata de Coco.(online).Diakses pada 1 Juni 2012

Rusli. 2012. Tuntunan Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Universitas Muslim Indonesia: Makassar

Warisno. 2009. Inspirasi Usaha Membuat Aneka Nata. Agromedia Pustaka: Jakarta

Wikipedia.Pepaya. (online). Diakses pada 1 Juni 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar