Selasa, 14 Oktober 2014

Laporan Praktikum Man.Pengelolaan Pakan



LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN PENGELOLAAN PAKAN
Oleh;

Nama : Muhammad Husni Thamrin
NIM : B0D 012 049
Kel.       : VI
Prodi : D III,Agribisnis Kons. Kesehatan Hewan




FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2013






ACARA I
FERMENTASI JERAMI PADI

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu faktor permasalahan pakan ternak sapi yang sering timbul adalah penyediaan bahan pakan ternak kurang seimbang antara musim kemarau dan musim penghujan. Produksi hijauan sangat dipengaruhi oleh musim yaitu di musim hujan hijauan pakan ternak tersedia dengan melimpah, sehingga kebutuhan ternak akan tercukupi. Tetapi sebaliknya di musim kemarau hijauan pakan ternak sulit didapatkan, sehingga terjadi kerawanan pakan ternak. Di satu pihak ternak terancam kelaparan di musim kemarau, sedangkan dilain pihak tersedia potensi yang sangat besar sebagai cadangan energi untuk ternak ruminansia. Yaitu limbah pertanian berupa jerami padi, jerami jagung, jerami kacang - kacangan dan sebagainya.
Potensi fisik jerami yang sangat besar belum sepenuhnya dimanfaatkan. Pemanfaatan jerami sebagian besar dibakar (37%) untuk pupuk, dijadikan alas kandang (36%) yang kemudian dijadikan kompos dan hanya sekitar 15% sampai 22% yang digunakan sebagai pakan ternak. Kendala utama penggunaan jerami sebagai bahan pakan ternak adalah kecernaan (45-50%) dan protein (3-5%) yang rendah.
Produksi jerami padi bervariasi yaitu dapat mencapai 12-15 ton jerami segar per ha satu kali panen, atau 4-5 ton jerami kering per ha tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman yang digunakan. Oleh karena itu jerami padi sangat penting artinya untuk dimanfaatkan menjadi makanan ternak ruminansia khusususnya sapi potong, kambing dan domba. Hanya saja jerami padi mutunya rendah , dimana jerami padi mengandung serat kasar dan silikat yang tinggi sedangkan kadar protein dan daya cernanya rendah.
Untuk meningkatkan mutu jerami padi. perlu dilakukan proses fermentasi dengan menggunakan urea dan probiotik. Probiotik adalah campuran berbagai mikro organisme yang berguna untuk mempercepat proses pemecahan serat jerami padi, sehingga mudah dicerna oleh ternak (Litbang Sumbar, tt).

Jerami dianggap tidak memiliki nilai ekonomi, bahkan cenderung dianggap sebagai limbah. Di Korea, budaya membakar jerami sudah ditinggalkan sejak tahun 90-an. Sedangkan di Jepang jerami dipotong-potong dan dikeringkan untuk kemudian dibenamkan kedalam tanah saat membajak.
Jerami padi pada umumnya tidak digunakan oleh pemiliknya. Kalaupun digunakan oleh orang lain, tidak ada perhitungan ekonomi antara pemilik dengan pengguna jerami tersebut. Secara konvensional sebagian petani memanfaatkan jerami sebagai alas lantai kandang ternak, pakan, bahan bakar, atap rumah, alas tidur, pelindung persemaian, dan pupuk organik.
Badan Litbang Pertanian telah melakukan serangkaian penelitian untuk mengetahui sejauh mana potensi pemanfaatan jerami padi. Sebagai sumber hara tanaman, jerami ternyata mengandung N, P, K, S, Si, Ca, dan Mg. Oleh karena itu, jerami padi sangat penting untuk dimanfaatkan menjadi makanan ternak ruminansia khususnya sapi potong, kambing dan domba agar dapat meningkatkan produktivitasnya, sehingga produksi daging akan meningkat yang akhirnya tujuan swasembada daging dapat tercapai.
Tujuan dan kegunaan Praktikum
·         Untuk mengenal dan memahami bagaiman cara pemanfaatan jerami yang jumlahnya melimpah untuk dijadikan sebagai pakan ternak yang berkualitas tinggi.
·         Pembuatanamoniasibertujuanmeningkatkankualitasjerami yang rendahkandungannutrisinya, menjadijerami yang kandungannutrisinyamemadaidandayacernanyatinggi.
·         Mahasiswa/i dapat mengetahui cara pembuatan fermentasi jerami padi
·         Mahasiswa/i dapat membuat fermentasi jerami padi
·         Mahasiswa/i dapat mengaplikasikan fermentasi jerami padi pada ternak sapi
·         Agar dapat mengurangi dan mencegah pembakaran jerami yang telah menjadi kebiasaan masyarakat, dengan memanfaatkannya menjadi pakan ternak yang berkualitas tinggi dan bermanfaat bagi ternak sehingga lingkungan tidak tercemar limbah jerami dan masyarakat dapat mengambil manfaatnya.








BAB II
BAHAN DAN ALAT
Fermentasi Jerami
Bahan
·         Jerami padi
·         Molases/gula merah
·         Air
·         Probiotik
Alat :
·         Plastik
·         Ember
·         Tali rapia
·         Timbangan
·         Sprayer
·         Alat pres
·         Tong/bag
Amoniasi Jerami Jagung
Bahan
·         Jerami jagung
·         Amonia
·         Molases
·         Air
Alat
·         Plastik
·         Ember
·         Tali rapia
·         Timbangan
·         Sprayer
·         Alat pres




CARA KERJA
Adapun metode yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
·         Menyiapakan alat dan bahan
·         Menimbang jerami padi sebanyak 1 Kg(jerami kering) yang sudah dicacah 3-4 cm
·         Menimbang urea sesuai dengan persentase amoniak masing-masing 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, dan 6% dari BK jerami padi,
·         Menuangkan Moases/gula merah sebanyak 1 tutup botol
·         Menuangkan EM4 sebanyak 1 tutup botol
·         Mencampur urea dan molases dengan air secukupnya,
·         Memasukkan jerami padi ke dalam plastik dan mencampurnya dengan urea dan molases yang telah dicampur air secukupnya,
·         Kemudian dimasukan kedalam kantung plastik sambil ditekan biar padat lalu diikat dan disimpan selama 24 jam
·         Ikatan plastik dibuka, dan jerami padi dikeluarkan dan diangin-angin kurang lebih 30 menit,sambil diamati hasilnya
·         Hasil fermentasi siap diberikan pada ternak.


















BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
ü  HASIL
Hasilfermentasijerami yang baikditandaidenganciri-cirisebagaiberikut:
Ø  Baunyakhas
Ø  Warnanyakuningagakkecoklatan
Ø  Teksturnyalemas(tidakkaku)
Ø  Tidakbusukdantidakberjamur 
Fermentasibisajugadipadukandenganamoniasi. Starter yang digunakan  ureadanprobiotik.
Jerami yang telahdifermentasibisadiberikansebagaipakankasarbagiternaksapi 6-8 kg/ekor/haridenganpenambahankonsentrat 1% dariberatbadanternak. Hasilpenelitian di Sulawesi Selatan menunjukkanbahwapertambahanberatbadansapibali yang diberijeramifermentasilebihtinggidibandingkansapi yang diberirumputlapangan.

Hasilamoniasiharusdiangin-anginkanterlebihdahulusebelumdiberikanpadaternak.  Tujuannyaadalahuntukmenghilangkanamoniakdalamjerami. Untukdisimpandalamjangkawaktu yang lama, jeramiamoniasiharusdijemurataudikeringkan 2-3 hari. Setelahkeringjeramidapatdisimpandibawahtempatteduhatauatap. Jangansampaiterkena air hujankarenaakanmengakibatkanpembusukkan. Jerami yang sudahkeringdapatdisimpanselamaselama 6 – 12 bulantanpapenurunankualitas.
Bilacuacatidakmemungkinkanuntukpenjemuran, jeramiamoniasitidakperludikeluarkandariwadahnya.  Keluarkansesuaikebutuhandananginanginkansebelumdiberikanpadaternak.
Jeramiamoniasimerupakanpakan yang miskin mineral.  Ada baiknyapemberiannyadisertaidenganpemberian mineral secarateratur.







PEMBAHASAN

KeuntunganJeramiFermentasi
Adapun keuntungan  pengolahan limbah jerami padi dengan menggunakan cara  fermentasi  adalah:
1. Meningkatkan daya cerna ternak terhadap jerami karena struktur jerami lebih
    lunak.
2.Meningkatkan kandungan gizi jerami.
3.Meningkatan penyediaan bahan pakan ternak
4.Memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan ternak sapi.
Ciri-ciri hasil fermentasi jerami padi yang baik adalah beraroma harum atau beraroma tape, warna kuning kecoklatan, teksturnya lemas dan tidak berjamur)





Aplikasi Jerami Padi
            Setelah difermentasi selama 24 jam, hasil fermentasi jerami padi dapat dibongkar untuk diberikan pada ternak, tapi sebelum diberikan pada ternak perlu diamati ciri- ciri dari hasil fermentasi jerami yang meliputi: beraroma harum atau beraroma tape, warna kuning kecoklatan, teksturnya lemas dan tidak berjamur. Hasil praktikum fermentasi jerami padi yang dilakukan berhasil dengan baik dimana ciri- ciri nya sudah seperti yang dianjurkan. Dengan demikian hasil fermentasi jerami padi layak diberikan pada ternak. Sebelum diberikan pada ternak perlu diangin-anginkan selama ± 30 menit dengan tujuan untuk menghilangkan bau amonia yang menyengat.







BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN




Kesimpulan
a)    Pembuatan fermentasi jerami padi sebagai pakan ternak sapi sangat baik karena dapat memanfaatkan limbah pertanian
b)    Fermentasi jerami padi akan berhasil dengan baik jika proses pembuatannya mengikuti prosedur yang benar
c)    Hasil fermentasi jerami padi disukai oleh ternak sapi (palatabilitas tinggi)




Saran
a)    Praktikum ini sangat bermenfaat bagi kami ketika turun kelapangan, karena itu perlu dilanjutkan.




















ACARA II
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dewasa ini penanganan limbah hasil pertanian dalam arti luas belum mendapatkan perhatian yang selayaknya. Bila tidak ditangani secara cermat dan terencana, maka limbah ini akan menimbulkan pencemaran lingkungan yang cukup serius. Sebagian besar bio massa yang telah diproduksi alam baik melalui proses pertanian, perkebunan, peternakan, maupun perikanan, setelah dimanfaatkan hasil utamanya, terpaksa harus dibuang dalam bentuk limbah yang tidak termanfaatkan dengan baik. Meskipun sebagian besar limbah pertanian biasanya dikembalikan ke lahan untuk memenuhi proses daur ulang ekologi secara alamiah, masih banyak limbah-limbah hasil pertanian yang sesungguhnya dapat dimanfaatkan dan ditingkatkan nilainya melalui teknologi sederhana dan tradisional melalui bioteknologi, baik menjadi bahan makanan manusia, ternak, maupun untuk memenuhi kebutuhan industri.
Masalah utama yang sangat penting juga dihadapi oleh petani peternak adalah meningkatnya harga bahan-bahan makanan ternak, baik lokal maupun import menyebabkan peningkatan tajam harga makanan ternak pabrik. Keadaan ini mengakibatkan meningkatnya ongkos produksi, sehingga mengurangi keuntungan usaha peternakan. Karena itu usaha untuk mencari bahan-bahan sumber pengganti lain untuk menekan biaya makanan tanpa mempengaruhi penampilan ternak itu sendiri dengan harga yang murah, mudah didapat dan tidak berkompetisi dengan manusia yaitu inconventional-agro-industry by product adalah mutlak perlu dipertimbangkan untuk dapat meningkatkan pendapatan petani peternak.
Adanya kenyataan bahwa bahan-bahan sumber energi yang biasa dipergunakan untuk makanan ternak di Indonesia adalah jagung serta kedelai dan ikan sebagai sumber protein merupakan bahan-bahan yang masih terbatas jumlahnya dan masih merupakan kebutuhan utama penduduk di beberapa wilayah Indonesia sehingga akan mengakibatkan adanya kompetisi langsung antara manusia dan ternak.
Untuk itu perlu bagi para peternak untuk mempertimbangkan sumber pakan yang berasal dari limbah industri pertanian (agro-industry by product) untuk dijadikan pakan ternaknya. Salah satu upaya untuk memanfaatan limbah industri pertanian yaitu dengan mengolah limbah tersebut menjadi pakan ternak dengan menerapkan teknologi UMB (urea molasis block).
UMB atau UMMB (urea molasis block atau urea makronutrient molasis block) merupakan pakan tambahan (suplemen) untuk ternak ruminansia yang dapat menambah berat badan dari ternak secara signifcant, berbentuk padat yang kaya dengan zat zat makanan. Bahan pembuat UMB adalah Urea, molases, mineral dan bahan-bahan lainnya yang memiliki kandungan protein dan mineral yang baik yang bisa di buat dari limbah pertanian. Bahan suplemen ini didapatkan dan dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi bahan yang keras kompak. Oleh karena bahan pakan ini berbentuk padatan dan keras, maka untuk mengkonsumsinya ternak akan menjilati UMB tersebut, sehingga ternakmemperoleh zat-zat makanan sedikit demi sedikit namun secara kontinyu. UMB memiliki banyak manfaat seperti dapat meningkatkan mikroba rumen, meningkatkan kecernaan, dan meningkatkan nafsu makan pada ternak.

Tujuan dan Kegunaan Praktikum
ü  Untuk mengetahui cara pembuatan UMB (urea molasis block) dari limbah industri pertanian.
ü  Untuk mengetahui sifat fisik dari UMB yang siap menjadi pakan / suplemen / jajan ternak ruminansia.

ü  Mahasiswa mengetahui bahan-bahan untuk membuat UMB.
ü  Mahasiswa dapat membuat UMB sendiri untuk bahan demonstrasi kepada peternak.
ü  Memanfaatkan limbah pertanian sebagai bahan UMB.










BAB II
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

A.    Materi praktikum
Bahan
F1
F2
F3
F4
F5
F6
F7
F8
Molases
27
28
29
30
27
28
29
30
Urea
10
9
8
7
10
8
8
7
Dedak
30
29
28
25
26
25
24
23
B.kelapa
20
23
25
25
24
28
21
25
Garam
5
6
7
8
9
7
8
6
Kapur
8
5
3
5
4
3
10
9
Total
100
100
100
100
100
100
100
100

1.      Bahan
-          Urea
-          Molases (tetes tebu) /gula merah
-          Dedak padi
-          Tepung jagung
-          Bungkil kelapa
-          Kapur
-           Semen
-          Garam halus

2.      Alat-alat
-          Timbangan untuk menimbang bahan-bahan yang akan digunakan.
-          Ember 2 buah sebagai tempat pencampuran bahan.
-          3 buah plastik air gelas untuk tempat block.
-      pengaduk
-      alat cetakan


B.     Metode praktikum
Pembuatan UMB dilakukan dengan menggunakan metode dingin.
§  Menhitung formula,masing2 kelompok
§  Timbang bahan sesuai formula yang digunakan.
§  Campur urea, garam dan molasis dan diaduk sampai rata.
§  Campur dedak padi, kapur, tepung jagung, dan diaduk sampai rata.
§  Setelah rata kedua adunan dicampur laga sampai merata.
§  Lalu diblock adonan UMB sampai padat atau kompak.
§  Lalu bandingkan UMB yang dihasilkan dari setiap formula.







BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Praktikum
A.    Formula I.
-          Urea                            = 10%
-          Molasis                        = 27%
-          Dedak padi                 = 30%
-          Bungkil kelapa            = 20%
-          Kapur/semen               = 8%
-          Garam                         = 5%                Total=100%
UMB yang dihasilkan yaitu berwarna kuning cerah, aroma manis, dan memiliki tekstur kasar.
B.     Formula II.
-          Urea                            = 9%
-          Molasis                        = 28%
-          Dedak padi                 = 29%
-          Bungkil kelapa            = 23%
-          Semen/kapur               = 5%
-          Garam                         = 6%                Total = 100%
UMB yang dihasilkan yaitu berwarna coklat gelap, aroma manis, dan memiliki tekstur halus padat dan kompak.

C.     Formula III.
-          Urea                            = 8%
-          Molasis                        = 29%
-          Dedak padi                 = 28%
-          Bungkil kelapa            = 25%
-          Semen                         = 3%
-          Garam                         = 7%                Total = 100%
UMB yang dihasilkan yaitu berwarna coklat gelap, aroma manis, dan memiliki tekstur kurang halus.



D.    Formula IV.
-          Urea                            = 7%
-          Molasis                        = 30%
-          Dedak padi                 = 25%
-          Bungkil kelapa            = 20%
-          Kapur                          = 5%
-          Garam                         = 8%                Total = 100%
UMB yang dihasilkan yaitu berwarna coklat agak cerah, aroma manis, dan memiliki tekstur halus padat dan kompak.

E.     Formula V.
-          Urea                            = 10%
-          Molasis                        = 25%
-          Dedak padi                 = 26%
-          bungkil kelapa = 24%
-          Semen/kapur               = 4%
-          Garam                         = 9%                Total = 100%
UMB yang dihasilkan yaitu berwarna kuning cerah, aroma manis, dan memiliki tekstur halus.

Pembahasan

Dari masing-masing formula mempunyai ciri-ciri fisik yang berbeda. Formula I urea, molasis, dedak padi, tepung jagung, garam dan kapur menghasilkan UMB yang memiliki warna kuning cerah karena bahan yang digunakan adalah kapur dan tepung jagung yang mempengaruhi warna UMB. Namun memiliki tekstur yang kasar dan tidak padat yang disebabkan oleh tekstur tepung jagung yang tidak begitu halus sehingga jika UMB dijilat akan cepat habis. Dari segi aroma, formula I memiliki aroma yang sangat manis.
UMB yang dihasilkan oleh Formula II sangat berbeda dari segi fisik dibanding formula I karena terdapat perbedaan bahan-bahan yang digunakan yaitu  urea, molasis, dedak padi, bungkil kelapa, garam dan semen yang menghasilkan UMB dengan warna coklat gelap yang disebabkan oleh penggunaan bungkil kelapa dan semen. Sedangkan tekstur yang dihasilkan oleh formula II memiliki tekstur UMB yang sangat halus serta padat dan kompak sehingga jika dijilati oleh ternak UMB tidak akan cepat habis. Serta aroma yang dihasilkan yaitu manis namun tidak semanis dari formula I dan ada terdapat bau tengik. Hal ini disebabkan oleh penggunaan molasis dan bungkil kelapa.
UMB yang menggunakan bahan seperti urea, molasis, dedak padi, bungkil kelapa, garam dan semen seperti yang digunakan pada formula III, menghasilkan UMB dengan warna coklat gelap namun tidak segelap UMB dengan formula II, karena persentase bungkil kelapa yang digunakan lebih rendah yaitu 20%, meskipun persentase semen lebih tinggi 1% dari formula II yaitu 8%. Dari segi tekstur formula III juga tidak lebih halus padat dan kompak namun sebaik dari penggunaan formula II karena penggunaan bungkil kelapa lebih rendah yaitu 20%. Serta aroma yang dimiliki pada UMB formula III yaitu manis, yang lebih manis dari formula II namun tidak lebih manis dari formula I karena menggunakan bungkil kelapa.
UMB yang dihasilkan dengan menggunakan formula IV menghasilkan UMB warna yang coklat agak cerah namun tidak secerah dari formula I karena pada formula IV menggunakan bungkil kelapa yang dengan warna coklat tua dan kapur yang berwarna putih. Tekstur yang dihasilkan dalam pembuatan UMB menggunakan formula IV memilki tekstur yang halus padat dan kompak sama dengan formula III karena persentase bungkil kelapa yang digunakan sama banyak namun tidak sehalus, padat dan kompak seperti formula II karena persentase  penggunaan bungkil kelapa lebih tinggi. Dan aroma yang dihasilkan sama dengan formula III  yaitu manis namun tidak semanis aroma dari formula I dan II.
Formula V menggunakan bahan-bahan yang sama dengan formula lain tetapi disini menggunakan kombinasi antara semen dan tepung jagung. Penggunaan bahan-bahan formula V menghasilkan warna kuning cerah namun tidak secerah dari penggunaan formula I karena disini menggunakan semen sebagai sunber mineral Ca dan P. Teksturnya pun tidak sehalus padat dan kompak karena dari formula II,III dan IV karean formula tersebut munggunakan bungkil kelapa. Namun lebih halus dari formula I karena persentase tepung jagungnya lebih rendah yaitu sebesar 20%. Dan dari segi aroma formula V memiliki aroma manis  yaitu lebih manis dari formula II, III, dan IV karena pada formula tersebut menggunakan bungkil kelapa dan persentase molasisnya pun lebih rendah, namun tidak lebih harum dibandingkan formula I karena pada formula tersebut menggunakan persentase molasis yang lebih tinggi yaitu 35%.





BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
            Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat saya tarik kesimpulan bahwa :
1.      UMB merupakan pakan / jajan sapi yang dapat meningkatkan mikroba rumen, kecernaan, palabilitas ternak dan sangat cocok untuk usaha penggemukan ternak.
2.      UMB yang memilki tekstur paling halus padat dan kompak yaitu menggunakan formula II.
3.      UMB yang memilki aroma paling harum yaitu pada formula I.


Saran

            Berdasarkan hasil praktikum pembuatan UMB (Urea Molasses Block) ini maka dapat disarankan sebagai berikut :
1.      Jika ingin dibuat usaha perlu dipertimbangkan bahan-bahan yang digunakan agar dapat menekan biaya produksi.
2.      Dan untuk praktikan agar serius dalam melakukan praktikum agar ilmu dapat diterima dengan maksimal.
















BAB V
LAMPIRAN
FOTO FERMENTASI DAN AMONIA JERAMI PADI DAN JAGUNG
FERMENTASI JERAMI
AMONIA JERAMI JAGUNG
Saat Pengolahan
Saat Pengolahan
Saat Memfermentasi
Saat  Mengamoniasi
Hasil Setelah 24 jam
Hasil Amonisi

PEMBUATAN JAJAN SAPI
Saat pengolahan
Saat Pencetakan
Hasil yang sudah jadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar